Andara menunduk di depan wastafel. Memuntahkan semua isi perutnya dengan begitu lama sampai tidak ada lagi yang bisa dikeluarkannya. Tubuhnya gemetar, wajahnya pucat, dan napasnya terasa kencang.Ananta yang berdiri di belakangnya memijit-mijit tengkuk Andara tanpa banyak bicara.Sementara Kaivan berdiri di pintu kamar mandi, terheran-heran memandangi mamanya."Mama kenapa?"Andara menoleh lemah, berusaha tersenyum. “Nggak apa-apa, Sayang. Mama cuma agak pusing.”Ananta ikut memandang ke arah yang sama. “Kai lanjutin main ya, Papa temani Mama sebentar di sini.”Kaivan mengangguk patuh lalu berbalik.Andara menegakkan tubuh, menatap wajahnya sendiri di cermin."Ini bukan yang pertama kalinya kamu makan tiram, kan?" tanya Ananta."Bukan, Mas.""Biasanya kalau makan itu memang mual begini?""Nggak juga sih. Tapi baru kali ini aku mual sampai separah ini."Ananta merengkuh Andara, memutar tubuhnya agar mengarah padanya. Wajah Andara terlihat begitu pucat. Tubuhnya juga lemah."Kita ke dok
Terakhir Diperbarui : 2025-10-04 Baca selengkapnya