"Selamat datang di apartemen sementara kita. Walaupun kecil dan sederhana, semoga hati kita tetap luas seperti samudera. Hangat seperti cahaya mentari pagi. Berwarna seperti pelangi Ke depannya mudah-mudahan kita memiliki apartemen yang sesungguhnya," ucap Putra, menyambut kedatanganku dengan kata-kata puitis. Tangannya terlentang, mempersilahkan aku masuk ke rumah yang pintunya sudah dia buka.'Ah Putra. Kenapa setiap apa yang kamu ucapkan selalu membuat hatiku hangat,' batinku. "Amiin," ucapku sambil tersipu malu. Mendengar ucapannya yang puitis, sungguh membuat hatiku benar-benar. Merasa dicintai. Meskipun perasaannya masih abu-abu. O"Oh jadi ini apartemenmu? Cukup Indah," balasku, membalas godaannya. "Maaf Mbak. Apartemennya hanya ada di lantai dasar. Dan hanya satu tingkat. Sempit lagi. Entah Mbak akan nyaman atau tidak menempati apartemen ini?" lanjut Putra. Ragu dengan perasaanku nanti saat menempatinya. "Tidak masalah, Putra. Bukan luas dan sempitnya suatu bangunan tempat
Terakhir Diperbarui : 2025-07-09 Baca selengkapnya