“Angin di jurang itu berputar seperti pusaran yang mencoba merobek langit. Cahaya kehitaman yang membentuk retakan-retakan seperti akar petir menembus udara; masing-masing retakan memancarkan desis zraaak yang membuat bulu kuduk seluruh pasukan berdiri. Dari kejauhan, langit tampak seolah sedang runtuh.Li Yuan berdiri di tepi panggung batu kuno, napasnya berat, tubuhnya masih diliputi sisa-sisa aura hitam pekat yang ia paksa jinakkan. Di belakangnya, para sekutu—Yao Ling, Yue Xi, Chen Huan, dan Beilong—berjaga sambil menunggu instruksi.Namun dari balik kabut kental, muncullah seseorang yang seharusnya tidak lagi menghirup udara dunia ini.Langkahnya ringan, tetapi setiap jejak menimbulkan gema seolah ruangan itu mengingatnya.Jin Mian.Sosok berjubah perak itu berjalan perlahan ke depan, wajahnya yang tampan pucat tak memiliki setetes pun warna kehidupan.“Seharusnya kau… sudah mati,” ucap Yao Ling, suaranya
Terakhir Diperbarui : 2025-11-25 Baca selengkapnya