Pagi setelah sarapan bersama, semua kembali sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Tante Asa sudah harus kembali untuk mengurus pantinya, sedang Saka ke rumah sakit seperti biasa. Sementara Rama dan Livia sibuk mengurus dokumen untuk pernikahan mereka. Hingga Mbok Nah tergopoh-gopoh ke depan saat bel pintu berbunyi. "Nduk, ada tamu!" Mbok Nah menghampiriku yang masih menikmati cemilan. "Siapa, Mbok?" Aku menghentikan makan dan menatap Mbok Nah. "Anu, Nduk. Sasi!" Aku terdiam sesaat. "Sasi, Mbok?" Mbok Nah hanya mengangguk. Aku segera keluar dan menemui Sasi yang masih menunggu di teras. Ia terlihat kurus dan pucat, matanya sembab, dan senyumnya terlihat dipaksakan. "Sasi? Masuk, masuk," kataku, menggamit lengannya. "Ada apa?" Sasi duduk di sofa, menundukkan kepalanya. "Maaf, Nada. Aku... aku butuh bantuanmu." Aku mengangguk. "Bantuan apa? Bicara saja, aku akan bantu jika aku bisa." Sasi menatapku dengan mata berkaca-kaca. "Aku... aku ingin menjenguk Danar.
Last Updated : 2025-08-18 Read more