Setelah mengantar dokter pergi, Kezia menarik pria itu untuk duduk di bangku. "Kamu istirahat dulu sebentar. Haus nggak? Aku ambilkan air ya?"Pergelangan tangannya sontak ditarik. Pria itu menyahut dengan suara merdu yang culas. "Nggak perlu, aku nggak apa-apa."Kezia mengangguk. "Kalau begitu, kita istirahat sebentar."Pria itu bersandar di kursi, kaki jenjangnya diluruskan. Dia menoleh dan memandang Kezia sambil tersenyum. "Oke.""Oh ya, aku belum sempat berterima kasih sama kamu.""Hmm, belum." Pria itu mengangguk."Terima kasih sudah bantu aku ambil tasku, bahkan kamu sampai terluka. Maaf banget," ujar Kezia dengan tulus.Pria itu menoleh, senyuman di matanya semakin dalam. "Hmm, aku terima ucapan terima kasih dan permintaan maafmu."Kezia merasa orang ini cukup menyenangkan, jadi ikut tersenyum. "Tadi waktu di taksi, kayaknya aku buat kamu kaget. Maaf ya, aku nggak sengaja nangis.""Nggak sengaja? Terus kenapa?""Karena aku teringat hal yang kurang enak, jadi nggak bisa mengontro
Read more