Tapi yang nggak pernah aku sangka, belum genap dua hari berlalu, pria yang katanya mau menikah dengan Keluarga Citata itu, malah muncul di depan rumahku dengan santainya, seolah nggak terjadi apa-apa.Salah satu kakinya pincang.Begitu lihat aku, dia langsung menangis sejadi-jadinya, seperti dunia mau runtuh.“Rani, akhirnya aku nemuin kamu.”“Kamu tahu nggak, demi nyari kamu, aku udah ngalamin macam-macam! Bahkan kaki ini, aku loncat dari lantai dua vila demi kabur, terus patah!”Tapi aku cuma menatapnya datar, tanpa sedikit pun rasa kasihan. Dengan nada tenang, aku tanya:“Maaf, Anda siapa?”Kalimat itu hampir bikin Nando runtuh seketika.Dia tertatih-tatih mendekat, berusaha pegang tanganku, tapi aku sigap menghindar tanpa ragu sedikit pun.“Pak, kalau Anda berani ganggu saya lagi, saya bisa laporin Anda ke polisi, biar ditangkap dan dijeblosin ke penjara!”Matanya memerah, menatapku seperti orang kehilangan akal. Dia teriak histeris.“Aku nggak percaya kamu benar-benar lupa sama ak
Baca selengkapnya