Malam itu Zevariel menemani Liora. Dia memindahkan berkas dokumennya ke kamar Liora dan bekerja di sana. Malam sudah larut saat Zevariel masih berkutat dengan tumpukan kertas yang tidak ada habisnya. Tiba-tiba Liora terbangun dengan napas terengah, keringat dingin membasahi pelipisnya. Liora menatap ke sekeliling, matanya gelisah.Mimpi itu masih membekas jelas di ingatan Liora. Di mimpi, dia seperti berada di padang luas yang diliputi kabut putih. Lalu dari langit turun cahaya keemasan, membentuk sosok perempuan tinggi dengan rambut menjuntai bersinar seperti aliran cahaya bulan.Dewi Elara.Dia mengenali nama itu dari buku-buku yang dibacanya selama ini. Dewi penjaga alam, pelindung kaum siluman yang berdarah campuran, dan… pembawa peringatan.Dalam mimpinya, Dewi Elara menyentuh bahu Liora dan berbisik. “Bayangan bergerak lebih cepat dari cahaya, anakku. Dan waktu sudah tidak lagi berpihak padamu.”Setelah Dewi Elara mengatakan itu, seketika itu tanah di bawah kakinya pecah. Suara
Last Updated : 2025-07-08 Read more