Hari-hariku semakin biru. Ibarat langit yang biasanya menggelayut awan hitam, sekarang cerah dan malam bertaburan bintang. Aku berusaha tahu diri. Siapalah aku? Hanya wanita gagal yang berusaha mencari kehidupan dengan jualan nasi. Benar kata mantan suami. aku hanya wanita dekil, jauh dari kata cantik, dan bau dapur. Dibandingkan Mahendra yang selalu tampil bersih, klimis, dan harum. Namun, lelaki ini seperti bebal mendengar alasanku. Dia selalu hadir di sini. Mahendra tidak sekadar singgah di sela waktu, tapi pagi, siang, sore, datang dengan alasan ambil paket makan catering. "Transferan yang kemarin aku cek di mutasi kelebihan nol." Aku duduk di sebelahnya setelah menaruh sarapan untuknya. Roti bakar isi keju oles dan secangkir kopi hitam. Ponsel aku keluarkan dari saku, membuka aplikasi bank dan menunjukkan angka yang aku maksud. "Lima belas, kan?" "Loh, Mas. Paket makan sehari lima puluh ribu, dikalikan tiga puluh jadinya satu juta lima ratus. Kenapa ditransfernya
Terakhir Diperbarui : 2025-07-10 Baca selengkapnya