All Chapters of Istri Kontrak Miliarder Arogan: Chapter 21 - Chapter 30

Lucas menarik kursi untuk Sera, hal itu membuat Chiara, yang biasanya santai, mengangkat alisnya sambil menahan senyum geli.“Sayang, duduk di sini,” ujar Lucas lembut.“Terima kasih,” bisik Sera pelan.Lucas duduk di sebelah Sera, pandangannya menyapu meja makan. Namun, sebelum dia sempat mengambil makanan, Chiara yang duduk di seberang mereka mulai membuka suara.“Kak Lucas, kok manis banget sih? Biasanya kamu cuek-cuek aja,” goda Chiara dengan nada riang.Lucas mendongak, menatap Chiara sekilas. “Chiara, makan saja. Jangan banyak komentar.”Chiara terkikik, dia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, menatap Sera dengan senyum jahil.“Kak Lucas, kok nggak sekalian suapin Sera aja? Biar kelihatan lebih romantis,” godanya sambil menahan tawa.Lucas mendengus, tapi dia tetap menjaga raut wajahnya agar tidak terlihat kesal. “Chiara, makan saja yang benar,” ujarnya sambil meraih sendok.Namun, Chiara tampaknya belum puas. “Ayolah, Kak. Cuma sekali.

“A-anak!” seru Sera dalam hati, dirinya seketika panik. Apakah dirinya harus melahirkan anak untuk Lucas? Tapi, dalam kontrak tidak ada kesepakatan bahwa dirinya harus melahirkan anak untuk Lucas.Sera menatap Lucas dengan pikiran yang berkecamuk.“Aku juga ingin segera memiliki anak, Ma.” Lucas menatap Sera yang masih menatap dirinya. Lalu beralih menatap Indira. “Tapi mengingat kondisi Sera sekarang, sepertinya kami akan menunda lebih dulu untuk memiliki keturunan, Ma.”“Kenapa harus menunda?” tanya Indira cepat, tidak setuju dengan rencana Lucas untuk menunda memiliki keturunan. “Memang apa masalahnya? Kalau hanya karena dia amnesia dan kondisinya yang lemah, kita bisa menyewa baby sitter. Dia hanya perlu melahirkan anak untukmu.”Sera semakin panik. Keringat dingin keluar di seluruh tubuhnya. “Bagaimana ini? Aku tidak mungkin melakukannya pada orang yang tidak kucintai,” pikirnya kalut.Lucas masih tampak tenang, tetapi dalam hatinya, dia pun kalut. Dia tidak

Lucas berjalan ke meja kerjanya, sementara Sera langsung belajar etiket. Sera terus belajar hingga waktu menjelang makan siang. Lucas membawa Sera ke restoran yang berada di dekat perusahaannya. Pria itu memesan private room untuk menjaga keamanan mereka. Bagaimanapun dia harus berhati-hati mengingat Sera orang yang sedikit ceroboh. Lucas takut Sera keceplosan bicara dan ada yang mendengarnya.Dalam keadaan seperti ini Lucas tidak bisa lengah. Warisan neneknya menjadi pertaruhan dalam hal ini. Seperti yang dikatakan Indira malam tadi, Adi pasti akan menyelidiki latar belakang Sera sekarang. Karena itulah dia membawa Sera ke perusahaannya untuk belajar etiket, tujuannya tentu saja supaya keluarganya yang lain tidak curiga bahwa Sera bukan berasal dari keluarga terpandang.“Lucas, boleh aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Sera memberanikan diri setelah pelayan mengantar makanan dan meninggalkan mereka berdua.Lucas menatap Sera tanpa ekspresi. “Apa?”“Berbicara soal me

Sera yang mengetahui maksudnya pun mengangguk pelan. “Iya, Ma. Kemarin Lucas membawaku ke perusahaan untuk belajar etiket.”Indira terdiam, tapi dia puas dengan perubahan Sera meski hanya sedikit. Dirinya memang selalu memperhatikan Sera setiap saat. Dia melakukan itu karena takut Sera akan melakukan kesalahan di hadapan Satria, yang mungkin membuat Satria menolak kehadiran Sera dan tidak jadi memberikan warisan keluarga kepada Lucas hanya karena etiket Sera yang tidak bagus.Tahu apa yang di pikirkan oleh putranya, Indira pun mengajak Sera meninggalkan rumah dan pergi ke perusahaan.Lucas yang sibuk dengan pekerjaannya sekaligus gelisah memikirkan Sera, terkejut saat melihat kedatangan mereka berdua.“Mama, kenapa mama ke sini? Ada apa? Apa ada masalah?” tanya Lucas beruntun. Dia menatap Sera yang menunduk.“Tidak. Semuanya aman. Aku datang ke sini untuk mengantarnya belajar.”Lucas tidak terkejut dengan ucapan ibunya, dia justru senang ibunya membantu. Luca

Lucas sendiri pun dapat merasakan aura permusuhan dari ibunya untuk Alvin dan Emily. Pasalnya Indira memang tidak pernah menyembunyikan ketidaksukaannya kepada mereka Alvin dan Emily.“Oh ya, Paman, Bibi, mengenai ulang tahun Kakek, paman dan bibi tidak perlu memikirkannya. Aku sudah menyiapkan pesta kejutan untuk Kakek,” ucap Lucas seolah tidak menyadari ketegangan di antara ketiganya, apalagi saat ini ada Satria bersama mereka.Lucas menatap Satria. “Kakek, aku harap kakek tidak keberatan kalau aku sudah menyiapkan pesta kejutan ulang tahun untuk kakek.”“Hm!” Satria hanya bergumam sebagai jawaban. Raut wajahnya pun tidak menunjukkan perubahan apa pun, datar. Membuat orang lain yang ada di sana tidak tahu apakah Satria menyukainya atau tidak.Lucas tidak ambil pusing dengan jawaban dan ekspresi kakeknya.“Baiklah. Kalau kamu memang sudah menyiapkan pesta ulang tahun untuk Kakek, kami tidak akan membicarakannya lagi. Sebenarnya kami hanya takut kalian lupa saja.