Aku baru saja mengantar klien terakhir ke pintu saat suara notifikasi dari ponselku berbunyi. Dari Gasan. "Masih di kantor? Aku lewat sini, mampir sebentar, ya. Mau ngambil jaket yang ketinggalan kemarin.”"Ok."Tepat lima menit kemudian, pintu kantor terbuka. Sosok Gasan masuk, mengenakan kemeja hitam lengan digulung dan jeans gelap. Santai, tapi tetap bikin detak jantung sedikit ngaco.“Hai. Ganggu gak, nih?" Senyumnya muncul, dan seperti biasa, cukup buat mengusir setengah stres hari ini.“Hai. Masuk aja. Jaket lo udah gue lipet rapi, bukan gue ciumin atau peluk-pelukin, tenang aja,” godaku sambil menyerahkan jaketnya yang tergantung di gantungan.“Yakin cuma dilipet?” godanya balik, mendekat setengah langkah.Aku memutar bola mata. “Tadinya kau gue injak-injak, terus buang ke tong sampah. Tapi, hati gue mengatakan, jangan," jawabku, menyeringai.Gasan tertawa kecil. "Aih, seringai lo mengerikan hatiku, Nona." "Sorry, tempat loundry bukan di sini, Tuan!"Gasan tertawa, lalu melemp
Terakhir Diperbarui : 2025-07-17 Baca selengkapnya