Ruang persalinan dipenuhi suara alat medis dan napas Callista yang berat, namun ada kehangatan yang tak tergantikan di sana. Adrian tetap di sisinya, tangan mereka saling menggenggam erat, matanya tak pernah lepas dari wajah Callista.“Kau luar biasa, Callista… lihat betapa kuatnya kau,” ucap Adrian lembut, suaranya bergema penuh ketenangan. “Setiap tarikan napasmu mendekatkan kita ke momen yang paling kita tunggu.”Callista mengerutkan alis, menahan rasa sakit kontraksi yang semakin intens. “Aku… aku tidak tahu apakah aku bisa…”Adrian segera menahan tangannya, menatap matanya dalam. “Kau bisa. Aku di sini. Setiap detik, setiap napas… aku memegang tanganmu, dan kita akan melewati ini bersama. Bayi kita akan segera hadir, dan kita akan menjadi keluarga lengkap.”Callista mengangguk meski napasnya tersengal. Ada campuran rasa takut, sakit, dan bahagia yang menyelimuti hatinya. Adrian terus membisikkan kata-kata lembut, sesekali mencium keningnya, m
Last Updated : 2025-09-30 Read more