Adrian duduk tegak di kursinya, kedua tangannya saling mengunci di atas meja. Callista berdiri tak jauh darinya, ponsel masih tergenggam erat di telapak. Kata-kata terakhir dari Amelia yang menyasar keluarganya terus bergema di kepala, membuat dadanya sesak.“Aku nggak bisa bayangin kalau Mama sampai kena serangan kayak gini,” suaranya pecah, hampir bergetar. “Dia sudah sakit, Adrian. Kalau Amelia sampai menyinggung namanya di depan publik—”“Tenang.” Adrian mengangkat tangannya, suaranya tenang tapi tajam. “Amelia tahu kelemahanmu, itu kenapa dia mulai menyerang dari sana. Tapi justru karena itu, kita harus tahan. Jangan kasih dia kepuasan lihat kamu goyah.”Callista menelan ludah, mencoba menahan air mata yang sudah memanas di sudut mata. Ia menatap pria di depannya, mencari celah keyakinan di balik sorot mata yang kokoh itu. “Kamu yakin kita bisa lindungin mereka?”“Kalau aku harus lindungi dengan caraku sendiri, aku akan lakukan,” jawab Adrian
Last Updated : 2025-09-03 Read more