Callista duduk di sofa, kaki terangkat di atas bantal, tangan menempel di perutnya yang mulai membesar. Adrian duduk di sampingnya, menyandarkan kepala di bahunya, menatap istrinya dengan sorot mata penuh perhatian sekaligus cemburu halus. Ada sesuatu yang membuatnya waspada—Callista tampak begitu akrab saat berbicara dengan seorang teman lama yang baru saja menelepon.“Kau terlihat senang sekali tadi saat berbicara dengan temanmu,” ujar Adrian, suara rendah tapi tegas.Callista menoleh, tersenyum lembut. “Aku hanya berbicara biasa, Adrian. Tidak ada yang perlu dicemaskan.”Adrian menarik napas panjang, menahan perasaan cemburu yang muncul begitu saja. “Biasa… tapi aku melihat ada tawa yang terlalu lepas. Aku tidak ingin kau terlalu dekat dengan orang lain, apalagi sekarang…”Callista menepuk bahu Adrian, tersenyum nakal. “Oh, Adrian… kau ini selalu cemburu, ya? Aku tahu kau mencintaiku, tapi jangan berlebihan. Anak kita bahkan bisa merasakan kete
Last Updated : 2025-09-22 Read more