Deretan bangku kayu memenuhi ruang sidang. Udara di dalam terasa padat, penuh tatapan tajam dari para wartawan yang diizinkan masuk. Sorot kamera sesekali menyala, menambah rasa sesak. Adrian duduk di kursi penggugat, jas hitamnya rapi meski wajahnya letih. Callista di sisinya, menggenggam tangannya erat di bawah meja. Bramanta duduk di samping mereka, menatap lurus ke depan. Guntur di belakang, tubuhnya kaku, napasnya pendek.Hakim memasuki ruangan. Semua orang berdiri, lalu duduk kembali. Suara palu kayu mengetuk meja, menandai dimulainya persidangan. Amelia duduk di kursi tergugat, mengenakan pakaian elegan berwarna merah darah. Senyumnya tipis, tatapannya menusuk ke arah Adrian seolah ingin menunjukkan bahwa panggung ini tetap miliknya.“Penggugat, silakan mulai,” ucap hakim dengan suara berat.Adrian bangkit, map hitam di tangannya. Suaranya tenang namun menggelegar di setiap sudut ruangan. “Yang Mulia, hari ini kami hadir bukan untuk mengulang gosip,
Last Updated : 2025-09-11 Read more