Adrian memutar gagang pintu perlahan. Callista berdiri di sampingnya, jemarinya mengait di tangan pria itu—erat, bukan karena takut, tapi karena ingin memastikan mereka melangkah sejajar.Begitu pintu terbuka, aroma parfum Amelia langsung menyambut, tipis tapi menusuk. Ia sudah duduk di kursi ujung meja, punggung tegak, kaki bersilang, tatapannya dingin dan penuh hitung-hitungan.“Cepat juga kalian datang,” ucapnya tanpa senyum.“Kamu yang undang,” jawab Adrian datar, menarik kursi di sisi meja. Callista duduk di sebelahnya, tidak sedikit pun membiarkan jarak yang bisa dibaca sebagai celah.Amelia memandang mereka berdua bergantian. “Aku nggak akan basa-basi. Aku mau kalian berhenti. Putus. Dan masing-masing kembali ke hidup masing-masing sebelum semua ini makin kotor.”Callista tak bergeming, hanya menatap balik. “Kotor menurut siapa?”“Menurut semua orang yang sekarang lagi ngomongin kalian,” sahut Amelia cepat. “Kalian pikir k
Terakhir Diperbarui : 2025-08-13 Baca selengkapnya