Roda kereta berguncang pelan di atas jalan berbatu, meninggalkan kediaman keluarga Li menuju kota Kekaisaran. Di luar, angin pagi masih membawa sisa aroma dupa dari rumah duka. Kasim Feng duduk di bangku sempit di samping kusir, wajahnya menghadap jalan, tubuhnya bergoyang ringan mengikuti irama gerak kereta. Dia tidak menoleh ke belakang, seolah sengaja memberi ruang bagi percakapan di dalam gerbong. Di dalam, tirai tebal menutup rapat, meredam cahaya dan suara dari luar. Di dalamnya hanya ada dua orang, yakni Kaisar dan jenderal Shang Que. “Kematian Tuan besar Li murni karena dibunuh,” suara Shang Que rendah, nyaris hanya terdengar di antara mereka berdua. “Luka di perutnya paling fatal. Tajam, bersih, dan langsung mengenai organ vital. Bukan kerjaan perampok jalanan biasa,” sambungnya penuh perhitungan, tapi yakin. Kaisar, yang duduk bersandar di sudut, hanya bergumam singkat. Jemarinya memainkan lipatan kain jubahnya, matanya tak memandang Shang Que secara langsung. Setelah b
Last Updated : 2025-08-13 Read more