"Amora! Hentikan!" Enzo membentak, matanya membelalak melihat Amora yang, alih-alih membereskan kekacauan, justru hendak menghancurkan segalanya. "Amora! Hentikan kubilang! Sudah cukup!" teriaknya lagi, suaranya dipenuhi keputusasaan. Amora, di sisi lain, tersenyum penuh kemenangan. Ia memejamkan mata sesaat, menarik napas dalam-dalam, merasakan kepuasan yang luar biasa. Puas, melihat kekuatan yang kini dimilikinya."Masih mau memerintahku seperti budak, Mas?" Amora bertanya, kedua tangannya bertolak pinggang, sorot matanya menantang."Amora… Kamu…" Enzo menggeram, amarahnya meluap-luap."Dasar menantu miskin sialan! Kau sudah menghancurkan semua barang-barangku!" Bu Ratna berteriak, suaranya melengking karena emosi yang tak tertahankan."Barang-barang Ibu?" Amora tertawa, tawa sumbang yang menusuk. "Ibu sudah pikun, atau bagaimana? Semua perabotan di rumah ini, kubeli dengan uangku, Bu. Bukan dengan uang anakmu yang pelit ini!" Ia menunjuk Enzo dengan telunjuknya, penuh penekanan.
Terakhir Diperbarui : 2025-07-27 Baca selengkapnya