All Chapters of Terdamparnya Sang Putri Duyung: Chapter 31 - Chapter 40

Dengan ingatan Naya Kirana yang telah kembali sepenuhnya dan kesadaran akan keberadaan Kristal Laut, sebuah misi baru terbentuk. Arjuna Wiratama dan timnya, bersama Naya Kirana, kini harus menemukan kristal itu sebelum jatuh ke tangan yang salah. Ketegangan kembali menyelimuti mereka, meskipun kali ini, mereka lebih siap."Kristal laut... apa itu, Naya Kirana?" tanya Arjuna, menatap mutiara di tangan Naya Kirana yang kini bersinar terang.Naya Kirana memejamkan mata, memusatkan pikirannya. "Ini adalah sumber. Sumber dari semua kekuatan duyung. Bukan hanya milikku, tapi semua putri duyung di dunia. Ia bisa menyembuhkan, tapi juga bisa menghancurkan jika digunakan untuk kejahatan." Ia merasakan sebuah koneksi yang mendalam, sebuah peta yang terukir di dalam jiwanya. "Aku... bisa merasakan jejaknya. Ia tersembunyi di tempat yang sangat dalam, di bawah air."Tabib Shen mengangguk. "Kristal laut adalah legenda kuno. Ia diwariskan dari generasi ke generasi putri duyung, dijaga kerahasiaanny

Setelah menjadi penjaga Kristal Laut, Naya Kirana merasakan koneksi yang lebih dalam dengan lautan dan dunia, namun tetap memilih untuk hidup di darat bersama Arjuna Wiratama. Mereka kembali ke Jakarta, mencoba membangun kehidupan yang "normal" di tengah hiruk pikuk kota. Naya Kirana masih memiliki ingatannya yang lengkap, termasuk tentang identitas putri duyungnya, tetapi kini ia tahu bagaimana mengendalikan kekuatannya agar tidak menarik perhatian yang tidak diinginkan.Gelang mutiara hitamnya kini selalu dikenakan, tidak lagi hanya sebagai perhiasan, melainkan simbol ikatan dan kekuatannya yang terkendali. Ia tetap bisa merasakan kehadiran air, mendengar bisikan lautan dari jauh, tetapi ia tidak lagi merasa tertekan untuk kembali ke dalamnya.Arjuna kini tidak lagi bersembunyi. Dengan Jagad Buana dan Sukma di balik jeruji besi, dan bukti-bukti kejahatan mereka yang telah diserahkan, nama Arjuna perlahan mulai bersih dari tuduhan penipuan. Ia bahkan mencoba memulai bisnis yang sah,

Firasat Naya Kirana tentang perpisahan dan kehadiran bayangan gelap yang mengintai semakin kuat. Meskipun ia berusaha hidup normal bersama Arjuna Wiratama, indra keenamnya sebagai penjaga Kristal Laut tidak bisa dibohongi. Ia merasakan tatapan yang tak terlihat, bisikan niat jahat yang mengikutinya."Arjuna," bisik Naya Kirana suatu malam, saat mereka berjalan-jalan santai di sebuah taman yang sepi. "Aku merasa... kita tidak sendiri. Ada seseorang yang mengawasi kita."Arjuna, dengan insting penipunya yang tajam, juga merasakan hal yang sama. Ia telah melihat beberapa wajah yang mencurigakan di sekitar apartemen mereka, orang-orang yang terlalu lama berdiam di satu tempat atau yang selalu tampak terburu-buru saat ia mendekat."Aku juga merasakannya, Naya Kirana," kata Arjuna, menggenggam tangannya erat. "Mereka lebih profesional dari sebelumnya."Bagas Prasetya dan Kianjaya juga telah memperketat pengawasan. Kianjaya menemukan upaya peretasan yang lebih canggih pada sistem keamanan si

Di kaki gunung berapi yang tidak aktif, pertempuran sengit antara agen-agen Nyonya Sekar dan biksu penjaga Kuil Api Amrita berkecamuk. Arjuna Wiratama dan Naya Kirana mengamati dari balik perlindungan bebatuan, mencari celah untuk masuk. Naya Kirana merasakan energi yang kuat memancar dari dalam kuil, memanggilnya."Kita tidak bisa menunggu," bisik Naya Kirana. "Cincin Api Laut memanggilku. Kita harus masuk."Arjuna mengangguk. "Aku akan menciptakan gangguan. Kau harus menyelinap masuk dan temukan Cincin itu."Memanfaatkan kekacauan, Arjuna melempar beberapa granat asap dan flashbang yang ia bawa. Ledakan kecil dan kepulan asap tebal membuat agen-agen Nyonya Sekar dan para biksu terpecah perhatiannya. Dalam kekacauan itu, Arjuna menarik perhatian beberapa agen ke arahnya, sementara Naya Kirana, dengan kelincahan putri duyungnya dalam wujud manusia, menyelinap masuk melalui celah yang tidak terlihat.Di dalam kuil, suasana lebih gelap dan sunyi, hanya diterangi oleh cahaya samar dari o

Pelarian dari Kuil Api Amrita adalah sebuah kelegaan, namun juga pengingat brutal bahwa Nyonya Sekar adalah ancaman yang jauh lebih terorganisir dan berbahaya daripada musuh-musuh mereka sebelumnya. Arjuna Wiratama, Naya Kirana, Bagas Prasetya, dan Kianjaya berhasil mencapai sebuah safe house terpencil di pegunungan, yang dulunya digunakan sebagai pos pengintaian oleh agen Jagad Buana yang setia kepada Arjuna. Tempat ini lebih aman, tersembunyi jauh dari jangkauan teknologi modern yang bisa digunakan Nyonya Sekar.Di sana, mereka bisa bernapas sejenak, namun ketegangan masih terasa. Naya Kirana memegang erat Cincin Api Laut yang kini melingkari jari manisnya, di samping gelang mutiara hitamnya yang bersinar lembut. Energi dari cincin itu berdenyut di dalam dirinya, sebuah kekuatan yang memukau namun juga membingungkan."Aku bisa merasakan apa yang terjadi di air, bahkan di udara," bisik Naya Kirana, menatap tetesan embun di jendela. "Seolah-olah alam berbicara padaku. Aku bisa merasak