Dermaga tua di sisi timur Jakarta dipenuhi suara derit kapal-kapal yang terombang-ambing dan bau amis air laut. Di sinilah Arjuna Wiratama, Bagas Prasetya, dan Kianjaya tiba, melesat dengan mobil mereka, mengikuti sinyal terakhir Naya Kirana. Hujan mulai turun rintik-rintik, membuat permukaan dermaga licin dan gelap.Naya Kirana sudah berada di ujung dermaga, di dekat air, dengan Sukma mencengkeram lengannya. Asap bius masih membuatnya pusing, tapi ia berusaha melawan. Gelang mutiara hitamnya berkedip-kedip, berusaha memancarkan kekuatan, namun terhambat oleh kelemahan Naya Kirana."Lepaskan dia, Sukma!" teriak Arjuna, melangkah maju dengan cepat, pistol bius di tangan.Sukma menyeringai. "Datanglah, penipu! Aku tahu rahasiamu sekarang. Putri duyung ini akan menjadi milikku!" Ia mengeluarkan pisau kecil dari sakunya, mengarahkannya ke pergelangan tangan Naya Kirana, tepat di atas gelang mutiara hitam."Jangan sentuh dia!" raung Arjuna, amarahnya memuncak.Sukma mendorong Naya Kirana s
Terakhir Diperbarui : 2025-06-16 Baca selengkapnya