Hiruk-pikuk ruangan masih berlangsung. Tawa renyah, musik jazz pelan dari sudut ruangan, dan denting gelas anggur beradu seperti nyanyian kelas atas yang tak pernah putus. Ballroom hotel itu penuh dengan pembicaraan hangat yang terdengar seperti sandiwara rapi basa-basi, pujian, dan reputasi yang harus dijaga. Namun bagi Zea, semua suara itu mulai terdengar jauh. Seperti gema dalam ruang kosong, merayap di telinga tanpa makna. Ia berdiri di sudut ruangan, berpura-pura menyimak cerita istri dari salah satu direktur utama perusahaan rekanan Adrian. Wanita itu tengah bercerita panjang tentang liburannya ke Swiss dan betapa menyebalkannya cuaca salju di musim gugur. Zea tersenyum sesekali, anggukan kecil, balasan “oh begitu ya,” atau “wah, luar biasa,” dengan suara pelan. Tapi pikirannya tidak ada di situ. Sampai getaran ponsel di dalam clutch bag kecilnya membuat napasnya tercekat. Ia membuka dengan gerakan hati-hati, berusaha tetap tampak tenang. Satu pesan masuk, dari nomor yang
Last Updated : 2025-07-16 Read more