Share

Bab 20

Author: mevisa
last update Last Updated: 2025-06-23 19:21:45

Menara Aditama.

Di ruang rapat, Baskara sama sekali tidak bisa fokus. Pikirannya terus tertuju pada ponsel di atas meja. Sudah lebih dari tiga jam, tapi belum ada pesan dari Annisa. Ia mulai gelisah. 'Apa dia memang tidak niat menghubungiku?'

Ia ingin sekali mengirim pesan lebih dulu, tapi takut Annisa akan marah dan memblokir nomornya. Rasa tidak sabar ini menyiksanya.

"Sialan!" umpatan pelan itu lolos dari bibirnya, membuat semua mata di ruang rapat sontak menoleh ke arahnya.

"Kenapa berhenti?" tanya Baskara dingin, menatap Direktur Keuangan yang berdiri mematung. "Laporanmu sudah selesai?"

"Maaf, Tuan. Tadi Tuan mengumpat saya," kata direktur itu, suaranya bergetar. "Apa ada yang salah dengan laporan saya?"

Dilan, yang melihat suasana semakin tegang, segera mendekat. "Bos, ada apa? Kenapa tiba-tiba marah sama Direktur Keuangan?" bisiknya.

"Marah? Aku tidak marah padanya," jawab Baskara bingung. Sedetik kemudian, ia sadar. Ia baru saja mengumpat tanpa sadar karena pikirannya dipenuh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mengejarku Setelah Perceraian   Bab 29

    Di Menara Aditama.Baskara menghabiskan sepanjang hari di penthouse-nya, menunggu waktu yang tepat untuk menelepon Annisa. Ia harus membicarakan soal pekerjaan dan, yang terpenting, putra mereka.Dari laporan Marcel, ia tahu Annisa berada di kantornya di gedung Quantum Capital sejak pagi. Ia ingin sekali menyusulnya, tapi takut Annisa akan marah. Untuk mengalihkan pikirannya, ia meminta kakeknya mengirimkan video dan foto Dax. Melihat betapa menggemaskannya putranya itu cukup untuk menahan keinginannya untuk segera menemui Annisa."Bos, saya nemu sesuatu yang menarik."Suara Marcel membuyarkan lamunan Baskara. Ia melihat asisten IT-nya itu masuk dengan laptop di tangan, wajahnya tampak kusut."Ada apa?" tanya Baskara."Beberapa saat yang lalu, video dan foto ibu Anda dengan Laura Kiels di restoran Sushi menyebar di media sosial."Baskara mengerutkan kening. "Terus kenapa kamu kasih tahu aku?" Ia tidak peduli dengan urusan ibunya."Waktu saya lihat videonya, ada sesuatu yang mengejutka

  • Mengejarku Setelah Perceraian   Bab 28

    "S-sudah, Pak. Mari saya antar," jawab pelayan itu tergagap, kaget dengan perubahan sikap Leo yang tiba-tiba.Annisa mengikuti Leo, menundukkan wajahnya agar tidak terlihat oleh Jessica. Ia bersyukur berat badannya sudah kembali normal; mungkin Jessica tidak akan mengenalinya.Tapi harapannya pupus saat suara melengking Jessica terdengar dari belakang."Annisa... i-itu... kamu?!"'Sialan!' umpat Annisa dalam hati. Ia terus berjalan, pura-pura tidak dengar."Jadi benar kamu kenal Tante - tante itu?" bisik Leo di sampingnya."Kenal. Seseorang dari masa lalu yang nggak mau kutemui," jawab Annisa pelan."ANNISA! BERHENTI!" teriak Jessica, suaranya menggema di seluruh restoran, membuat semua orang menoleh.Annisa menggeram tertahan. 'Nggak punya malu banget! Teriak-teriak di tempat umum!'"ANNISA PRIAMBODO, BERHENTI!!" Jessica kini berjalan cepat mengejar mereka.Tepat saat Annisa akan berbalik untuk menghadapi mantan ibu mertuanya itu, Leo tiba-tiba berhenti dan berdiri di hadapannya, men

  • Mengejarku Setelah Perceraian   Bab 27

    Laura Kiels.'Perempuan Pelakor itu... kerja di bawah perusahaanku?' Annisa menggelengkan kepalanya tak percaya. 'Dunia sesempit ini, ya? Bakal lucu nih kalau aku konfrontasi dia langsung.'Pikirannya melayang pada Baskara. 'Tapi kalau aku melakukan itu, pasti ada yang marah...'Annisa menggelengkan kepalanya lagi, mencoba mengusir bayangan Baskara dan Laura dari benaknya. Ia kembali fokus pada laporan, tenggelam dalam pekerjaannya hingga lupa waktu. Ia bahkan melewatkan makan siang.Ia baru tersadar saat mendengar suara ketukan pelan di pintu kantornya.Tok..Tok..

  • Mengejarku Setelah Perceraian   Bab 26

    "Hai, Annisa. Lama nggak ketemu ya?"Annisa hanya bisa menatapnya, terdiam. Pikirannya kosong. Pria di hadapannya ini adalah Leo Sanjaya. Cinta pertamanya. Pria yang membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama karena warna mata mereka yang serupa. Pria ini juga yang pertama kali menolaknya mentah-mentah.Gara-gara dia, Annisa memutuskan untuk mundur dari perusahaan dan kembali ke Indonesia, yang kemudian menjerumuskannya ke dalam pernikahan perjodohan dengan Baskara. Mengingatnya saja sudah membuat hatinya sesak.Dan sekarang, setelah semua itu, pria ini berdiri di hadapannya. Sebagai asistennya.'Sialan! Kenapa juga orang ini yang jadi asistenku?!'Batin Anisa BerbisikAnnisa menarik napas dalam-dalam, mencoba menguasai diri. "Ngapain kamu tiba-tiba di sini?" tanyanya, pura-pura tidak tahu.Leo tersenyum tipis, tangannya santai masuk ke saku jas. "Lho, Jay nggak bilang?""Bilang apa?""Aku setuju diminta jadi asistenmu. Jadi mulai sekarang, Anda bos saya, Bu Bos."Annisa baru saja ak

  • Mengejarku Setelah Perceraian   Bab 25

    Beberapa menit setelah mobilnya meninggalkan kawasan Hidden Paradise Palace, ponsel Annisa berdering. Melihat nama penelepon, seulas senyum tipis terukir di wajahnya. "Pagi, Bos," sapa Annisa riang. "Pagi, Annisa. Jadi ke kantor hari ini, kan?" suara Jay terdengar tidak sabar dari seberang, membuat Annisa tertawa. "Iya, ini lagi di jalan. Kok kayak dikejar setoran sih, Bos? Ada apaan di kantor?" tanyanya, mulai curiga. "Hahaha, nggak ada apa-apa. Cuma mau mastiin aja biar asistenmu bisa siap-siap," jawab Jay. "Siapa sih emangnya orangnya? Kasih tahu namanya, dong!" "Nanti juga kamu ketemu. Aku suruh dia tunggu di lobi," balas Jay, mengabaikan pertanyaannya. "Aneh banget, deh, kamu," desah Annisa. Tiba-tiba firasat buruk melintas di benaknya. "Jangan-jangan... kamu kirim musuh bebuyutanku buat jadi asistenku, ya?" "Udah dulu ya, Nisa, ada urusan. Bye!" Bip! Annisa terdiam. Pikirannya langsung tertuju pada satu orang. 'Nggak! Nggak mungkin dia. Dia kan benci banget sama aku,'

  • Mengejarku Setelah Perceraian   Bab 24

    Bab 24 Keesokan paginya, Annisa terkejut saat melihat ada satu panggilan tak terjawab dari Sean di ponselnya. Jantungnya berdebar. Ia segera menelepon balik, tapi yang terdengar hanya suara operator. Annisa menghela napas, merasa bersalah. "Maaf, Sean... aku nggak dengar teleponmu." Semalam ia sengaja menyetel mode senyap, khawatir Baskara akan menghubunginya lagi. Ia lalu memeriksa pesan, dan senyum kecil langsung terukir di wajahnya. [Sean:] Maaf, baru bisa hubungi sekarang 😟 [Sean:] Aku tahu di Jakarta sekarang jam tiga pagi, kamu pasti lagi tidur. [Sean:] Cuma mau kasih kabar kalau aku sudah sampai dengan selamat. Tapi beberapa jam lagi, aku akan ke tempat yang sangat terpencil. Nggak akan ada sinyal di sana. Maaf ya. Tapi jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. 😊 [Sean:] Aku kangen banget sama kamu, Nisa. Kapanpun ada kesempatan, aku pasti hubungi kamu. ❤️ Membaca pesan itu berulang kali membuat hati Annisa menghangat. "Semoga kamu cepat kembali dengan selamat, Sean,"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status