Share

Bab 15

Author: mevisa
last update Last Updated: 2025-06-21 20:09:27

Annisa terdiam. Ia bahkan belum sempat memperkenalkan mereka secara resmi, tetapi putranya sudah duduk nyaman di pangkuan kakeknya, tertawa-tawa seolah sudah kenal lama.

"Nisa, sini, sini! Gabung sama kami!" seru Suryo riang. "Cucu buyutku ini hebat sekali! Umur baru enam tahun tapi sudah bisa baca, jago main catur lagi, persis kayak Kakek!"

Annisa hanya bisa tersenyum. 'Oke, aku resmi jadi cucu nomor dua sekarang,' batinnya geli.

Ia duduk di seberang mereka. Dax, yang biasanya tenang, kini tampak sangat manja pada kakek buyutnya.

"Kek, jangan terlalu dimanjakan Dax-nya. Biar dia duduk sendiri," kata Annisa.

"Sudah, biarkan saja. Kakek kan kangen," balas Suryo.

Tiba-tiba, Dax menatap ibunya. "Kakek ikut kita aja ke ibu kota, Ma. Rumah baru kita kan ada kamar kosong?"

Sebelum Annisa sempat menjawab, Suryo sudah berteriak girang. "Beneran? Boleh Kakek ikut?"

Annisa langsung panik. Tinggal bersama kakeknya berarti membuka pintu bagi ayah dan paman-pamannya untuk ikut campur. Gawat!

"Maa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mengejarku Setelah Perceraian   Bab 27

    Laura Kiels.'Perempuan Pelakor itu... kerja di bawah perusahaanku?' Annisa menggelengkan kepalanya tak percaya. 'Dunia sesempit ini, ya? Bakal lucu nih kalau aku konfrontasi dia langsung.'Pikirannya melayang pada Baskara. 'Tapi kalau aku melakukan itu, pasti ada yang marah...'Annisa menggelengkan kepalanya lagi, mencoba mengusir bayangan Baskara dan Laura dari benaknya. Ia kembali fokus pada laporan, tenggelam dalam pekerjaannya hingga lupa waktu. Ia bahkan melewatkan makan siang.Ia baru tersadar saat mendengar suara ketukan pelan di pintu kantornya.Tok..Tok..

  • Mengejarku Setelah Perceraian   Bab 26

    "Hai, Annisa. Lama nggak ketemu ya?"Annisa hanya bisa menatapnya, terdiam. Pikirannya kosong. Pria di hadapannya ini adalah Leo Sanjaya. Cinta pertamanya. Pria yang membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama karena warna mata mereka yang serupa. Pria ini juga yang pertama kali menolaknya mentah-mentah.Gara-gara dia, Annisa memutuskan untuk mundur dari perusahaan dan kembali ke Indonesia, yang kemudian menjerumuskannya ke dalam pernikahan perjodohan dengan Baskara. Mengingatnya saja sudah membuat hatinya sesak.Dan sekarang, setelah semua itu, pria ini berdiri di hadapannya. Sebagai asistennya.'Sialan! Kenapa juga orang ini yang jadi asistenku?!'Batin Anisa BerbisikAnnisa menarik napas dalam-dalam, mencoba menguasai diri. "Ngapain kamu tiba-tiba di sini?" tanyanya, pura-pura tidak tahu.Leo tersenyum tipis, tangannya santai masuk ke saku jas. "Lho, Jay nggak bilang?""Bilang apa?""Aku setuju diminta jadi asistenmu. Jadi mulai sekarang, Anda bos saya, Bu Bos."Annisa baru saja ak

  • Mengejarku Setelah Perceraian   Bab 25

    Beberapa menit setelah mobilnya meninggalkan kawasan Hidden Paradise Palace, ponsel Annisa berdering. Melihat nama penelepon, seulas senyum tipis terukir di wajahnya. "Pagi, Bos," sapa Annisa riang. "Pagi, Annisa. Jadi ke kantor hari ini, kan?" suara Jay terdengar tidak sabar dari seberang, membuat Annisa tertawa. "Iya, ini lagi di jalan. Kok kayak dikejar setoran sih, Bos? Ada apaan di kantor?" tanyanya, mulai curiga. "Hahaha, nggak ada apa-apa. Cuma mau mastiin aja biar asistenmu bisa siap-siap," jawab Jay. "Siapa sih emangnya orangnya? Kasih tahu namanya, dong!" "Nanti juga kamu ketemu. Aku suruh dia tunggu di lobi," balas Jay, mengabaikan pertanyaannya. "Aneh banget, deh, kamu," desah Annisa. Tiba-tiba firasat buruk melintas di benaknya. "Jangan-jangan... kamu kirim musuh bebuyutanku buat jadi asistenku, ya?" "Udah dulu ya, Nisa, ada urusan. Bye!" Bip! Annisa terdiam. Pikirannya langsung tertuju pada satu orang. 'Nggak! Nggak mungkin dia. Dia kan benci banget sama aku,'

  • Mengejarku Setelah Perceraian   Bab 24

    Bab 24 Keesokan paginya, Annisa terkejut saat melihat ada satu panggilan tak terjawab dari Sean di ponselnya. Jantungnya berdebar. Ia segera menelepon balik, tapi yang terdengar hanya suara operator. Annisa menghela napas, merasa bersalah. "Maaf, Sean... aku nggak dengar teleponmu." Semalam ia sengaja menyetel mode senyap, khawatir Baskara akan menghubunginya lagi. Ia lalu memeriksa pesan, dan senyum kecil langsung terukir di wajahnya. [Sean:] Maaf, baru bisa hubungi sekarang 😟 [Sean:] Aku tahu di Jakarta sekarang jam tiga pagi, kamu pasti lagi tidur. [Sean:] Cuma mau kasih kabar kalau aku sudah sampai dengan selamat. Tapi beberapa jam lagi, aku akan ke tempat yang sangat terpencil. Nggak akan ada sinyal di sana. Maaf ya. Tapi jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. 😊 [Sean:] Aku kangen banget sama kamu, Nisa. Kapanpun ada kesempatan, aku pasti hubungi kamu. ❤️ Membaca pesan itu berulang kali membuat hati Annisa menghangat. "Semoga kamu cepat kembali dengan selamat, Sean,"

  • Mengejarku Setelah Perceraian   Bab 23

    Di ruang VVIP restoran yang sunyi, Baskara menatap Annisa dengan tatapan penuh harap. "Nisa, aku mau kamu dan anak kita kembali padaku. Aku tahu ini mungkin terdengar nggak masuk akal, tapi tolong, pertimbangkan ini demi Dax. Dia butuh sosok ayah untuk tumbuh dewasa."Inilah yang ia takutkan—Baskara akan menggunakan Dax untuk memengaruhinya. Annisa menggeleng tegas."Baskara, maaf... aku tidak bisa," katanya, suaranya terdengar mantap meski bergetar menahan emosi. "Kembali padamu? Untuk apa? Agar aku bisa melihatmu dengan wanita lain lagi, seperti yang kulihat tujuh tahun lalu? Keluargamu yang toxic itu hanya sebagian kecil dari rasa sakitnya. Yang terburuk adalah pengkhianatanmu. Aku tidak akan pernah menempatkan diriku, atau Dax, dalam situasi seperti itu lagi. Ini demi kewarasanku, dan demi harga diriku yang sudah kamu hancurkan."Mendengar penolakan itu, hati Baskara serasa ditusuk ribuan jarum. Rasa putus asa membuatnya melakukan hal yang tak terduga. Ia bangkit dari kursinya, mel

  • Mengejarku Setelah Perceraian   Bab 22

    "Oke, ayo ke restoran. Sudah hampir jam tujuh," kata Baskara, lalu berjalan lebih dulu.Setibanya di Steak House yang berada di Pacific Place Mall, manajer restoran yang mengenali Baskara langsung menyambut dan mengantar mereka ke ruang VIP. Annisa merasa aneh. Seharusnya ia yang menjadi tuan rumah malam ini, tapi sepertinya Baskara jauh lebih familier dengan tempat ini. Ia pun membiarkannya mengatur semuanya.Setelah manajer restoran pergi, Annisa menatap Baskara. "Jadi, mau ngomongin apa?"Baskara baru saja akan menjawab saat ponselnya bergetar. Melihat nama penelepon, ia menatap Annisa dengan tatapan meminta maaf. "Sebentar, ya. Kakek telepon."Annisa hanya mengangguk, lalu pura-pura sibuk dengan ponselnya sendiri, meskipun telinganya awas mendengarkan."Halo, Kek? Kenapa telepon?""ANAK KURANG AJAR!" Suara Kakek Wisnu terdengar begitu keras dari seberang hingga Annisa bisa mendengarnya dengan jelas. "Katanya mau makan malam, kok dibatalin seenaknya?! Nggak sopan kamu sama orang tua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status