Langit dunia iblis terus berdenyut merah, seolah ada jantung raksasa yang baru saja terbangun setelah tidur ribuan tahun. Setiap kali cahaya itu bergetar, tanah di bawah Obsidian ikut bergetar, membuat debu hitam turun dari langit-langit aula. Tidak ada doa yang bisa meredakan rasa takut itu. Bahkan imam tertua pun kini hanya terdiam, wajahnya memutih, seakan menyadari kalau doa mereka tidak pernah dimaksudkan untuk menahan sesuatu sebesar ini. Rafael masih berdiri kokoh, pedangnya terangkat setengah, tapi bukan untuk melawan. Matanya menatap ke langit, lalu kembali ke arah Alura. Ada banyak hal yang ingin ia tanyakan, tapi untuk pertama kalinya, ia memilih diam. Ia tahu, apapun jawabannya tidak akan mengubah kenyataan yang sedang terbuka di depan mereka. Arga, sebaliknya, tidak sanggup menahan lidahnya. Api gelap di sekujur tubuhnya menyala, napasnya berat, matanya liar. “Kau lihat sendiri, Alura! Ini bukan kebetulan. Begitu namamu dipanggil, begitu kabut itu menyebutmu, langit me
Last Updated : 2025-09-28 Read more