Pagi itu, suasana rumah terasa berbeda. Cahaya matahari masuk lewat jendela, menembus tirai tipis yang bergoyang lembut. Dinda sedang menyiapkan sarapan sederhana di dapur, sementara Rayhan duduk di ruang tamu bermain dengan bayi mereka.“Han, jangan lupa mainnya jangan terlalu heboh ya, nanti dia rewel lagi,” seru Dinda dari dapur.Rayhan tersenyum, menatap bayi mungilnya yang sedang duduk di karpet dengan mata berbinar. “Santai aja, Din. Papa ini tahu caranya bikin dia happy.”Bayi mereka tampak bersemangat, tangannya bertepuk-tepuk di udara, matanya mengikuti gerakan Rayhan. Lalu tiba-tiba, keluar suara kecil yang membuat Rayhan terdiam.“Pa… pa…”Rayhan membeku sejenak. Telinganya tidak salah dengar, kan? Ia langsung menunduk, matanya melebar penuh haru. “Din! Cepat ke sini! Kamu dengar nggak?!”Dinda buru-buru keluar dari dapur, masih memegang spatula. “Apa sih, Han? Kenapa panik?”“Dia barusan bilang… ‘Papa’!” jawab Rayhan dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca.Dinda menat
Last Updated : 2025-08-22 Read more