Beberapa hari setelah kejadian itu, suasana komplek tetap tampak biasa saja. Dinda berusaha menjalani aktivitas seperti normal: menjemur pakaian, mengurus bayi, sesekali mampir ke rumah Bu Ratna atau sekadar duduk di teras sambil menyapa tetangga yang lewat.Namun, tanpa ia sadari, gosip tentang dirinya mulai menyebar lebih luas.Suatu sore, saat Dinda baru saja selesai menyapu halaman, datang Bu Nisa dengan wajah sedikit canggung. Ia membawa sepiring pisang goreng hangat.“Bu Dinda, saya bawain ini. Baru goreng, takut keburu dingin,” katanya dengan senyum tipis.Dinda menyambut ramah. “Wah, terima kasih banyak, Bu. Pas banget, saya belum sempat bikin cemilan sore.”Mereka pun duduk sebentar di teras sambil berbincang. Namun, dari nada suara Bu Nisa, ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.“Bu Dinda, saya sebenarnya nggak enak ngomong. Tapi rasanya lebih baik saya jujur. Beberapa ibu kemarin ada yang komentar soal ibu,” ucapnya hati-hati.Dinda mengangkat alis, meski hatinya langsung ber
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-09-27 อ่านเพิ่มเติม