Suasana ruang tamu masih tegang setelah tangisan Adinda akhirnya mereda. Bu Rasyid duduk dengan tangan terlipat di dada, menatap Maya yang duduk di sofa dengan wajah cemberut.Bu Rasyid menghela napas, nada suaranya mulai tegas. "Ya sudah kamu cari kerja, Maya. Dari pada kamu hanya di rumah saja, mengandalkan Dani yang bahkan nasibnya sendiri nggak jelas.""Kerja apa, Bu?"Bu Rasyid menggerakkan tangannya dengan kesal. "Ya Allah, kerjaan banyak, Maya! Kamu tinggal cari aja. Masa nggak ada satu pun yang cocok buat kamu?"Maya menggeleng kuat, wajahnya semakin cemberut. "Aku nggak mau kerja. Ibu aja yang kerja kalau gitu."Bu Rasyid tersentak, matanya membelalak. Sejenak, ruangan itu menjadi sunyi, hanya suara kipas angin yang berputar perlahan.Bu Rasyid menepuk pahanya, berusaha menahan emosi. "Kamu ini ngomong apa, Maya?! Ibu ini sudah tua! Masa ibu yang kerja buat kamu? Itu anak, tanggung jawab kamu! Bukan Ibu!"Maya mengerucutkan bibir, bersikap seolah-olah menjadi korban. "Aku kan
Terakhir Diperbarui : 2025-08-13 Baca selengkapnya