"Aku pulang, Kak," suara Soraya lirih, hampir berbisik.Seno masih diam. Soraya menunduk, menguatkan hatinya untuk menghadapi apa pun yang akan dikatakan kakaknya.Lalu, suara berat itu akhirnya terdengar. "Lama sekali kau sadar, Soraya."Soraya mendongak, menatap wajah kakaknya yang penuh emosi tertahan. Ada kemarahan di sana, tapi juga ada sesuatu yang lain—sesuatu yang membuat dadanya semakin sesak."Masuklah," kata Seno akhirnya.Soraya mengangguk pelan, lalu melangkah melewati kakaknya. Ia tahu, ini belum selesai. Tapi, setidaknya dia telah kembali."Dia membuat kamu dan anakmu menderita? Lima tahun dan baru sadar kalau kamu seperti berlian yang sengaja di buang tanpa dia tahu bagaimana berharganya kamu!" Seno duduk di sofa dengan tangan menyilang di depan dada. "Aku minta maaf, Mas." Soraya kembali menunduk malu sampai akhirnya Adel bersuara. "Ma, ini rumah siapa?" tanya Adel. "Ini rumah kita yang baru. Dan kita akan tinggal di sini." Soraya menjelaskan pada Adel. "Yeah, asi
Huling Na-update : 2025-07-15 Magbasa pa