"Hmph." Terdengar sebuah dengusan.Denzel menatapnya dengan penuh ejekan. "Kamu bilang aku nggak punya hati nurani, coba lihat dirimu sendiri. Kalau nggak ada untungnya, wajahmu masam. Kalau ada untungnya, langsung senyum manis. Natalie, kamu memang hebat.""Uh ...." Natalie tersenyum canggung. "Pak Denzel, kamu makan dulu baru deh nyinyirin aku, ya?"Mencium aroma bubur yang wangi di udara, perut Denzel pun berbunyi keroncongan. Dengan wajah tetap dingin, dia pun memakan bubur yang disuapkan Natalie.Sudah seharian dia belum makan. Nafsu makannya sangat baik, sampai-sampai menghabiskan tiga mangkuk penuh.Setelah membereskan mangkuk dan sendok, Natalie kembali duduk di sampingnya dan berkata dengan lembut, "Pak Denzel, tadi kamu bilang sudah menyelesaikan masalah Keluarga Harmansyah, apa maksudnya?"Denzel yang sudah kenyang tampak lebih santai. Dia melirik Natalie sekilas. "Waktu aku setuju menangani kasus Robert, aku sudah menduga Keluarga Harmansyah pasti akan balas dendam."'Jadi,
Read more