Hari demi hari pun berlalu.Natalie tetap bekerja seperti biasa, sementara Robert setiap hari berangkat pagi pulang malam demi mencari pekerjaan. Namun, hampir setengah bulan lewat, tetap saja tidak ada perkembangan.Sore itu, Natalie selesai menyiapkan makan malam dan membawanya ke meja, lalu memanggil dari arah ruang tamu, "Kak, ayo makan."Robert datang dan duduk. Sendok sudah di tangannya, tapi dia meletakkannya lagi. Di wajahnya tersimpan keresahan yang diiringi helaan napas pelan.Natalie menyendokkan sepotong ikan ke dalam piringnya. "Kak, kelihatannya kamu nggak terlalu senang. Ada apa?""Cari kerja nggak berjalan lancar," jawab Robert dengan dahi berkerut, suaranya penuh rasa frustrasi. "Aku sudah melamar ke hampir seratus perusahaan, ikut puluhan wawancara, tapi nggak ada satu pun yang mau menerimaku. Alasannya cuma dua ... nggak cocok atau katanya kemampuanku kurang."Natalie tercengang. "Kalau soal cocok atau nggak, mungkin itu relatif. Tapi kemampuan kurang? Kakak, kamu su
Read more