Share

Bab 162

Author: Fara Kinara
"Hmph." Terdengar sebuah dengusan.

Denzel menatapnya dengan penuh ejekan. "Kamu bilang aku nggak punya hati nurani, coba lihat dirimu sendiri. Kalau nggak ada untungnya, wajahmu masam. Kalau ada untungnya, langsung senyum manis. Natalie, kamu memang hebat."

"Uh ...." Natalie tersenyum canggung. "Pak Denzel, kamu makan dulu baru deh nyinyirin aku, ya?"

Mencium aroma bubur yang wangi di udara, perut Denzel pun berbunyi keroncongan. Dengan wajah tetap dingin, dia pun memakan bubur yang disuapkan Natalie.

Sudah seharian dia belum makan. Nafsu makannya sangat baik, sampai-sampai menghabiskan tiga mangkuk penuh.

Setelah membereskan mangkuk dan sendok, Natalie kembali duduk di sampingnya dan berkata dengan lembut, "Pak Denzel, tadi kamu bilang sudah menyelesaikan masalah Keluarga Harmansyah, apa maksudnya?"

Denzel yang sudah kenyang tampak lebih santai. Dia melirik Natalie sekilas. "Waktu aku setuju menangani kasus Robert, aku sudah menduga Keluarga Harmansyah pasti akan balas dendam."

'Jadi,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 166

    Namun begitu teringat wajah Denzel yang nyaris sempurna, tubuhnya yang tak bercela, dan latar belakang keluarganya yang luar biasa, Joyce masih belum rela menyerah.Akhirnya, dia menenangkan dirinya sendiri. Lagi pula, semua pria memang sulit untuk benar-benar setia. Selama bertahun-tahun ini, Denzel hanya punya Natalie satu wanita. Itu berarti kehidupan pribadinya bersih. Dibandingkan dengan pria lain yang entah punya berapa selingkuhan, Denzel sudah jauh lebih baik.Satu orang saingan masih lebih baik daripada banyak.Selain itu, Joyce yakin cepat atau lambat, dia akan bisa membuat Denzel lebih menyukainya dan menyingkirkan Natalie. Pikiran itu membuat hati Joyce terasa lebih lega dan semangatnya pun kembali berkobar.....Di unit sebelah.Natalie menatap pria tinggi berpostur tegap yang sedang membawa koper. Tatapannya penuh rasa heran. "Kenapa bawa-bawa koper ke rumahku? Rumahmu sudah nggak ada tempat, ya?"Denzel masuk ke kamar utama dengan langkah yang sudah terbiasa. Kemudian, d

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 165

    Maybach melaju masuk ke dalam kompleks apartemen.Joyce melirik sekeliling, tidak percaya bahwa ini adalah tempat tinggal Denzel. Dari luar, apartemen ini sama sekali tidak terlihat seperti kompleks mewah. Dia terkejut. "Denzel, kamu tinggal di sini?"Denzel menekan tombol lift. "Ya.""Nggak mungkin," gumam Joyce pelan, merasa ada yang aneh.Dengan status, kedudukan, dan kemampuan finansial Denzel, seharusnya dia tinggal di apartemen kelas atas.Lift berhenti di lantai delapan. Pintu terbuka dan Natalie keluar lebih dulu. Setelah membuka pintu rumah, dia menoleh sejenak. "Aku masuk duluan, ya."Joyce tiba-tiba paham.Pantas saja Denzel tinggal di apartemen seperti ini, rupanya karena Natalie juga tinggal di sini! Dia menggigit bibir dan hatinya merasa kesal.Namun, begitu mengingat bahwa dia akan tinggal satu atap dengan Denzel dan bertemu sepanjang hari, hatinya langsung terasa lebih ringan.Joyce pun jadi tidak mempermasalahkan hal itu.Denzel membawakan koper Joyce ke kamar tamu. "K

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 164

    Tak lama kemudian, dari kerumunan muncul sosok wanita dengan gaun merah yang mencolok, langsung berjalan cepat ke arah Denzel. "Denzel, ternyata kamu benar-benar datang menjemputku!"Joyce menampilkan senyum cerah, tatapannya penuh kekaguman pada Denzel. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa di samping Denzel ada Natalie.Natalie pun memperhatikan wanita di hadapannya.Tubuhnya tinggi ramping, wajahnya cantik dan memesona. Dia mengenakan gaun panjang merah dengan tali tipis, rambutnya bergelombang besar dengan warna senada, dan di kakinya terpasang sepasang sepatu hak tinggi. Auranya sangat mencolok dan penuh percaya diri."Ayo pergi."Denzel berbicara datar, lalu mengulurkan tangan. Joyce mengira Denzel akan menggandengnya. Wajahnya langsung berbinar dan hendak meraih tangannya. Namun, tangan Denzel berbelok arah untuk meraih tangan wanita di sebelahnya.Baru saat itu Joyce menyadari ada seorang wanita berdiri di sisi Denzel. Senyumnya seketika menegang dan matanya langsung menatap Na

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 163

    "Joyce."Natalie yang baru saja mencapai klimaks berkali-kali masih merasa kepalanya pusing, otaknya juga belum sepenuhnya sadar.Begitu dia tersadar, matanya langsung membelalak.Itu ... wanita yang muncul di video itu!"Sudah malam begini, kenapa dia telepon kamu?" Ada sedikit kecemburuan yang menyelinap di hati Natalie."Peduli amat dia mau apa. Jangan ganggu aku lagi menikmati." Denzel kembali memutus panggilan tanpa ragu dan melemparkan ponselnya ke samping, lalu kembali memegangi pinggang Natalie, berniat melanjutkan.Natalie berkomentar, "Tapi mungkin dia lagi butuh sesuatu. Angkat saja, ya?"Tanpa menunggu jawabannya, Natalie meraih ponsel itu dan langsung menekan panggil. Tak lama kemudian, panggilan tersambung. Dari seberang terdengar suara manja seorang wanita."Denzel, kamu belum tidur? Aku kangen kamu sampai nggak bisa tidur."Denzel mengerutkan kening, jelas sekali dia sedang tidak ada suasana hati untuk mengobrol. Dia hendak memutus panggilan, tapi tiba-tiba Natalie dudu

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 162

    "Hmph." Terdengar sebuah dengusan.Denzel menatapnya dengan penuh ejekan. "Kamu bilang aku nggak punya hati nurani, coba lihat dirimu sendiri. Kalau nggak ada untungnya, wajahmu masam. Kalau ada untungnya, langsung senyum manis. Natalie, kamu memang hebat.""Uh ...." Natalie tersenyum canggung. "Pak Denzel, kamu makan dulu baru deh nyinyirin aku, ya?"Mencium aroma bubur yang wangi di udara, perut Denzel pun berbunyi keroncongan. Dengan wajah tetap dingin, dia pun memakan bubur yang disuapkan Natalie.Sudah seharian dia belum makan. Nafsu makannya sangat baik, sampai-sampai menghabiskan tiga mangkuk penuh.Setelah membereskan mangkuk dan sendok, Natalie kembali duduk di sampingnya dan berkata dengan lembut, "Pak Denzel, tadi kamu bilang sudah menyelesaikan masalah Keluarga Harmansyah, apa maksudnya?"Denzel yang sudah kenyang tampak lebih santai. Dia melirik Natalie sekilas. "Waktu aku setuju menangani kasus Robert, aku sudah menduga Keluarga Harmansyah pasti akan balas dendam."'Jadi,

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 161

    Denzel memang sengaja. Sengaja membiarkan Hardi masuk dan melihat sendiri apa yang mereka lakukan.Biarpun dia sudah pergi dinas beberapa hari, menurutnya itu tidak masalah. Begitu kembali, Natalie tetap ada di bawah kendalinya. Denzel melangkah mendekat, ujung bibirnya terangkat tipis. "Nggak senang?""Kamu pikir aku harus senang? Apa yang kamu lakukan barusan bikin aku malu sekali," Natalie menatapnya tajam."Huh." Denzel menyipitkan mata, wajahnya menggelap. "Bersamaku itu memalukan? Menurutku kamu itu peduli sama dia. Nggak mau dia tahu, 'kan?""Bisa nggak kamu jangan bawa-bawa Pak Hardi dalam setiap hal?" Natalie mulai merasa lelah."Apa aku salah? Kamu makan malam sama dia, suasananya jelas begitu .... Kalau aku nggak pulang malam ini, orang yang barusan ada di sini bercumbu sama kamu pasti dia.""Di matamu aku ini wanita murahan?""Memangnya bukan?""Kamu ...."Dada Natalie naik turun karena marah dan matanya mulai memerah. Ternyata di mata Denzel, pandangannya terhadap Natalie

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status