Masa lalu kadang datang seperti angin malam—dingin, menyusup tulang. Membawa aroma kenangan yang pernah membuatmu jatuh, tapi tak pernah cukup untuk membuatmu bertahan. Jika cinta sejati adalah dermaga tempatmu berlabuh. Maka masa lalu hanyalah badai yang mencoba menarik layar kembali, saat kamu sudah belajar tenang di pelukan yang baru. Aruna tahu: tak semua yang pernah ia cintai layak untuk kembali. Karena kini, hatinya telah berpihak pada seseorang yang ia jaga dalam diam, bahkan ketika jarak tak memberinya kesempatan untuk mengungkap. Bagi Aruna, masa lalu bukan nostalgia. Ia badai yang berusaha menarik layar perahu, saat hatinya sudah tenang di dermaga yang baru. Dan kali ini, ia tak berniat berbalik arah. Udara pagi itu lembab, berat, seolah semesta ikut menahan napas. Pintu kaca kantor terbuka—dan Varla melangkah masuk. Sepatu haknya memukul lantai marmer seperti palu godam di ruang sidang. Kepala-kepala menoleh, lalu cepat menunduk.&n
Last Updated : 2025-08-27 Read more