Cahaya matahari menyorot lembut lewat kisi-kisi jendela besar yang terbuka setengah. Di dalamnya, ruang kerja Seruni terasa seperti dunia terasing. Sebuah meja panjang dari kayu jati dipenuhi buku, sticky notes warna-warni yang sudah memudar, dan dua laptop terbuka. Di pojok ruangan, sebuah tumbler pink bergambar bunga sakura berdiri anggun di samping dispenser. Seruni baru saja menuangkan air ke dalamnya, lalu meneguk dengan cepat, seakan membunuh rasa lapar yang tak ia sadari. Suara ketukan jari-jarinya di atas keyboard menjadi satu-satunya musik di ruangan itu. Sesekali, tubuhnya membungkuk, wajahnya begitu dekat dengan layar, seakan ingin menyatu dengan naskah yang tengah ia kerjakan. Tiga hari sudah ia seperti ini. Pagi, siang, malam ... menyatu jadi satu lorong waktu tak berujung. Ia menulis tanpa jeda. Tak ada sarapan, tak ada makan siang. Hanya botol air motif sakura itu yang terus terisi ulang, dan kata-kata yang terus ia tumpahkan ke dalam naskah.Di luar ruang kerja, Aruna
Last Updated : 2025-07-22 Read more