Kereta malam itu melaju seperti sedang menyusuri rel kenangan. Di kursi berhadapan, Seruni dan Aruna duduk berdekatan, tangan saling menggenggam tanpa banyak kata. Di luar jendela, lampu-lampu kota Paris mulai memudar, digantikan siluet pepohonan yang berlari mundur. "Tempat semua ini dimulai ...?" mata Seruni menerawang. “Kau lupa pernah menulis adegan ini di narasi awal autobiografi-ku yang dibatalkan ...,” Aruna melirik Seruni. “Tentang pertemuan kita ... terjadi karena kamu ingin 'menyelamatkan dongeng-mu'.” Seruni mengernyitkan dahi. “Aku bahkan lupa pernah menulisnya ... tapi, bukankah waktu itu kamu langsung menghapusnya?” Aruna tersenyum kecil. “Aku mengirim filenya ke laptop, sebelum menghapusnya.” Seruni menatap Aruna dengan pandangan menggoda. “Jadi ... sejak itu kamu
Last Updated : 2025-09-21 Read more