Yang harus datang, tetap akan datang.Adeline sudah menyiapkan diri. Meski detak jantungnya berdebar tak menentu, ia memaksa dirinya untuk tetap tenang.Leo menikahinya, itu sudah cukup untuk memenuhi keinginan terakhir neneknya, juga memberinya martabat yang layak. Hanya dengan itu saja, bagi Adeline, pria ini sudah pantas ia hormati… tak ada yang tak bisa ia terima darinya.Dulu ia pikir persahabatan adalah segalanya. Tapi ternyata, ketika niat baik disalahartikan, ketulusan dan kebaikan bisa berubah menjadi senjata yang menikam balik.Felix mengajarinya satu hal, lebih baik percaya ada hantu di dunia ini, daripada percaya pada cinta seorang pria.Kini, dia tak lagi punya teman, tak punya cinta—hanya sisa-sisa kehidupan yang seadanya di depan mata. Baginya, menjalani hari demi hari sudah cukup. Atau tidak, mungkin bahkan... menjalani setiap detik yang ada saja sudah merupakan pencapaian.Kecelakaan tujuh tahun lalu sudah membuatnya sadar, bahwa tak ada yang tahu besok musibah apa yan
Baca selengkapnya