Usai mengajari Prabu latihan berjalan, Kay segera menyiapkan pakaian kerja Prabu, lalu menemaninya sarapan. Sumi sudah memasakkan untuk mereka. “Siang nanti, aku jemput, ya!” Prabu bicara sambil menyuap dengan tenang. “Jemput ke?” Kay mendongak, bibirnya masih mangunyah roti bakar yang dibuat Bi Sumi pelan.“Kita jemput Jehan, makan siang diluar!” jawab Prabu ringan. “Oh, oke.” Kay mengangguk singkat. “Pamit dulu, ya, Nyonya Prabu! Kalau bosen, kamu boleh pergi buat habiskan uang suamimu ini! Kartu debit yang aku kasih, boleh kamu pakai, Kay!” oceh Prabu cuek. Kay menggeleng saja mendengar gaya berkelakar Prabu yang sudah mulai ia hapal. Memang, Prabu sudah memberinya satu buah kartu debit dan sampai sekarang, belum Kay gunakan. “Hati-hati, ya, Mas!” Kay menjawab dengan nada datar, memilih tak menimpali soal kartu debit itu. Prabu berangkat ke kantor sudah tak menggunakan kursi roda. Dia sudah bisa menggunakan dua tongkat penyangga. Tubuh jangkungnya menunduk menatap wajah Kay ya
Last Updated : 2025-06-27 Read more