Dona segera berlari mendekati Bara. Tubuhnya lemah, jatuh dalam pelukan sang suami, menangis sejadi-jadinya. “Baby… sorry, I’m late,” ucap Bara penuh sesal, memeluk istrinya semakin erat, seakan tak ingin melepaskan lagi. Ayah dan ibu Dona berdiri kaku. Wajah mereka penuh sesal, penuh bingung. Perlahan, keduanya meninggalkan kamar itu—memberikan waktu untuk Bara dan Dona. Turun dari lantai dua, mereka mendapati Rangga masih menunggu di ruang tengah. Wajahnya kusut, matanya sembab. “Rangga… Papa minta maaf atas semua ini,” ucap ayah Dona, lalu merangkulnya erat. “Saya… saya minta maaf, Pa. Saya bukan suami yang baik,” balas Rangga, suaranya pecah bersama air mata. “Rangga, dinginkan hati kamu. Setelah semua tenang, kita bicarakan ini lagi, ya,” ucap ibu Dona lembut sambil ikut memeluknya. “Maaf, Ma… kalau saya tidak bisa menjaga anak dan istri saya,” bisik Rangga, hampir tak terdengar. “Ya, kami memaafkan,” jawab ibu Dona lirih. Rangga mencoba tersenyum, meski wajahny
Terakhir Diperbarui : 2025-09-04 Baca selengkapnya