Ujung pedang Rayden yang dingin menempel di leher Gavin, sebuah titik akhir yang sunyi dari sebuah pertarungan yang sengit.Keheningan yang pekat menyelimuti alun-alun yang telah hancur. Gavin kini berdiri membeku, napasnya yang berat adalah satu-satunya suara yang terdengar.Kekalahan total.Tiba-tiba, sebuah tawa serak dan parau keluar dari tenggorokannya. Tawa itu terdengar gila, dipenuhi oleh keputusasaan yang tak terbatas. Darah segar menetes dari sudut bibirnya saat ia tertawa, matanya yang merah menatap kosong ke langit malam."Bunuh saja aku, Kalesvara!" teriaknya, suaranya pecah. "Itu satu-satunya kehormatan yang tersisa untukku! Lakukan!"Bagi seorang pejuang seperti dirinya, mati di tangan lawan yang lebih kuat adalah sebuah akhir yang bisa diterima. Namun, penghinaan karena dikalahkan dengan begitu mudah, dipermainkan seperti anak kecil, adalah siksaan yang tak tertahankan.Rayden menatapnya, matanya tidak menunjukkan belas kasihan, tidak juga kebencian. Hanya ada kekosong
Terakhir Diperbarui : 2025-07-18 Baca selengkapnya