Lima belas menit menunggu, Naura dan Fatih akhirnya duduk berhadapan. Fatih menghela napas panjang saat merasakan dadanya berdetak kencang. Dia merutuki diri karena kesulitan mengendalikan kegugupannya sendiri. Padahal, ini pengalaman kedua baginya. Namun, debarannya tak kalah saat dia melamar mamanya Clara.“Kamu masih menunggu apa lagi, Nau?” Fatih menatap Naura lamat-lamat. Wanita itu tak kunjung memberikan jawaban setelah dia menyampaikan niatnya. “Sejak awal, saya sudah bilang ingin menjadikan kamu istri. Saya rasa, kita cocok. Jadi, untuk apa menunggu lebih lama lagi? Niat baik sudah seharusnya disegerakan saja.”Naura menghela napas panjang. Kepalanya bising oleh banyak hal. Dia berada dalam pergolakan batin yang membuatnya terus berdiam diri sejak tadi. Bimbang. Naura berada di persimpangan.“Masa laluku kelam, Bang ….”Fatih menggeleng cepat sehingga membuat Naura menghentikan ucapannya. “Aku mengenalmu di masa sekarang, Naura, bukan di masa lalu. Seperti apapun kamu dulu, it
Last Updated : 2025-08-18 Read more