“Abang semangat betul mau makan disana. Dari tadi bersiul terus sepanjang jalan.” Aini melirik ke arah Indra yang menggeleng mendengar ucapannya. “Seharusnya tadi Aini bilang saja sedang tidak enak badan waktu Bibi mengabari mau mengajak makan disana. Kalau begini, siap-siap makan hati namanya.”“Disana tidak ada menu hati, Aini. Adanya patin pindang, sambal tempoyak, kapal selam, burgo ….” Indra terkekeh melihat Aini memonyongkan bibir. Dia mencolek dagu istrinya. “Justru seharusnya kamu senang kita datang kesini, Aini. Itu artinya, kamu bisa melihat apa benar Abang sudah tidak memikirkan Naura lagi.”Aini mengangkat bahu. Dua minggu ke belakang, hubungan mereka memang sudah kembali baik. Indra pulang tepat waktu dan menjadi lebih perhatian dari sebelumnya. Mereka juga beberapa kali makan diluar saat Indra sedang tidak kelelahan sehingga chemistry yang terasa semakin kuat.“Loh? Tutup.” Indra menautkan alis saat memasuki halaman rumah makan. Dia keluar dari mobil bersamaan dengan Nau
Last Updated : 2025-08-22 Read more