Dany melirik Sindy. Nada bicaranya penuh penghinaan."Nggak. Aku, Dany Darmawan, masih punya harga diri. Nggak seperti kamu, yang suka memainkan rencana licik dan intrik-intrik."Setelah berkata demikian, Dany buru-buru pergi meninggalkan gedung pameran tersebut.Sindy tetap berdiri di tempatnya. Wajahnya pucat pasi. Kedua tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya. Kuku-kukunya yang tajam menusuk telapak tangannya, tanpa dia sadari.Di sisi lain.Calvin membawa Jessica ke hotel tempat mereka menginap untuk sementara.Begitu pintu dibuka, langsung terlihat seorang anak laki-laki berusia sekitar lima sampai enam tahun yang sedang berbaring di atas tempat tidur.Wajah kecilnya tampak kemerahan, napasnya tersengal-sengal, sepertinya dia sedang merasa tidak enak badan. Sementara, mulutnya terus-menerus memanggil."Ibu, aku mau ibu."Awalnya, Jessica mengira dirinya sudah tidak akan merasakan apa-apa lagi. Namun, saat melihat adegan tersebut, hatinya tetap saja merasakan sakit yang begitu men
Read more