All Chapters of Hitung Mundur Kepergian Nona Jessica: Chapter 61 - Chapter 70

Tiba-tiba, ada sebuah bayangan yang menaungi dari atas.Jessica refleks mendongak. Dia melihat Calvin berdiri di sampingnya sambil memegang seikat bunga yang sudah tidak berbentuk.Dany yang pertama kali tersadar dan berujar memecah keheningan, "Wah, kebetulan sekali, Pak Calvin. Apa kamu juga di sini untuk makan?"Sorot tatapan Calvin menjadi sedikit lebih tajam, dia pun tersenyum."Iya, tapi kursi yang di dekat jendela sudah habis. Kamu nggak keberatan kalau aku bareng, 'kan?"Dany pun mengernyit dan menatap kursi-kursi kosong di sekelilingnya hendak berbicara.Namun ….Calvin langsung duduk di samping Jessica dengan ekspresi datar.Menurut Tiko, Calvin harus bermuka tebal apabila ingin memenangkan hati Jessica.Kemudian ….Calvin mengambil menu dan berseru kepada pelayan, "Aku pesan satu steik setengah matang dan satu porsi spaghetti bolognese."Setelah itu, Calvin menoleh menatap Dany dan berujar dengan nada bicara yang terkesan menantang."Jessica selalu memesan dua hidangan itu s

Dany refleks memicingkan matanya dan terpikirkan seseorang.Kakak perempuan Soni, Lia.Namun, bukannya waktu itu Lia langsung pergi ke luar negeri setelah insiden Soni? Sejak saat itu, Lia seperti menghilang dari muka bumi dan tidak pernah ada kabar tentangnya lagi.Kenapa Lia mendadak kembali?Kelopak mata Dany berkedut. Dia berdiri di luar di tengah angin dingin selama beberapa saat sebelum kembali ke kamar.Jessica pikir Dany tampak khawatir karena mencemaskan Ella, jadi dia menghibur pria itu."Pak Dany, kondisi Ella sudah jauh lebih baik sekarang. Nggak usah cemas."Ella juga mengangguk, wajahnya yang pucat dihiasi seulas senyuman."Iya. Dengan Kakak dan Kak Jessica, sekarang setiap hari aku merasa sangat senang."Namun, Dany masih mengernyit.Kondisi Ella akhirnya membaik. Jika sampai dia bertemu Lia, bisa saja dia kambuh.Jadi, Dany berkata dengan suara yang dalam, "Ella, selama beberapa hari ke depan kamu diam saja di rumah, oke?""Kenapa?" tanya ​​Ella.Alih-alih menjawab, Dan

Sindy menggandeng lengan Calvin dengan sangat mesra.Sejak datang ke Kota Ronawa, Calvin seolah menghindarinya. Pria itu menolak mengangkat telepon ataupun menemui Sindy.Kali ini, dia mendengar tentang jamuan makan malam yang Grup Wijaya adakan dan sengaja menunggu di pintu. Setelah melihat Calvin, Sindy akhirnya meminta pria itu untuk mengizinkannya masuk.Begitu mendengar ucapan Sindy, Calvin refleks menengadah dan menoleh.Dia melihat ….Jessica dan Dany berdiri bersama dengan serasi, sama-sama tampan dan cantik.Calvin pun mengernyit dan berjalan menghampiri, lalu berdiri di antara mereka berdua."Jessica, kok kamu nggak memberitahuku kalau akan datang? Aku bisa menjemputmu."Dany mendahului Jessica bicara, "Jessica adalah rekan wanitaku untuk malam ini, jadi tentu saja aku yang mengajaknya ke sini."Suasana sontak terasa lebih dingin.Jessica pun menatap Sindy, lalu tersenyum dengan sinis dan bertanya, "Mana rekan wanitamu, Pak Calvin?"Dulu, jika ada acara penting seperti ini, C

"Jessica, aku akan mengantarmu pulang."Suara yang dalam dan merdu terdengar.Jessica tanpa ragu berjalan menuju Dany, lalu meninggalkan ruang perjamuan.Calvin berdiri di tempat dengan wajah yang tampak sangat muram.Ketika Sindy melihat keadaan itu, matanya berkilat penuh kegembiraan. Dia berkata dengan nada lembut."Calvin, angin di luar sangat kencang, aku merasa nggak nyaman naik taksi ...."Calvin meliriknya, lalu berkata dengan nada acuh tak acuh, "Aku akan menyuruh Edric mengantarmu."Setelah berkata demikian, Calvin meninggalkan Sindy, langsung pergi dengan tergesa-gesa.Di sisi lain.Musik ringan yang merdu mengalun di dalam mobil.Dany menatap Jessica. Ketika melihat wajah Jessica yang penuh kekhawatiran, dia pun bertanya, "Kenapa? Apa kamu nggak bertemu dengan Lia?""Aku bertemu dengannya." Jessica ingin berbicara, tetapi ragu. Akhirnya, dia berkata dengan suara pelan."Apakah kamu dan Nona Lia pernah bersama?"Gerakan tangan Dany sedikit terhenti, suaranya terdengar sediki

Jessica baru saja meletakkan ponsel, tetapi sebuah panggilan lainnya masuk.Ketika melihat nomor telepon di layar, matanya berkilat dengan ekspresi yang rumit."Halo?""Jessi, aku mendengar kalau kamu dan Calvin putus?"Suara wanita yang lembut terdengar dari ujung lain.Jessica bergumam pelan tanpa ekspresi, seolah tidak ingin berbicara banyak dengannya.Wanita itu menghela napas. "Kalau hubungannya benar-benar nggak bisa dilanjutkan, kamu bisa datang ke Kota Hamur untuk mencariku.""Nggak perlu, aku sekarang baik-baik saja. Kalau nggak ada apa-apa lagi, aku akan menutup teleponnya." Nada Jessica terdengar sangat dingin. Setelah berkata demikian, dia langsung menutup telepon.Ketika Keluarga Sudarso mengalami masalah, Liana Damas, yang adalah Ibu dari Jessica, langsung mengambil sisa uang tanpa basa-basi. Dia melarikan diri ke Kota Hamur untuk hidup di sana, meninggalkan Jessica menghadapi kekacauan itu sendirian.Kabarnya, Liana kemudian menikah lagi dengan seorang pria dari keluarga