Begitu pintu terbuka, Shasha langsung menubruk Angga. Ciuman mereka dalam dan terburu-buru, seolah melepas rindu yang terlalu lama tertahan. Tubuh Shasha terdorong ke arah ranjang, napas mereka beradu cepat dan panas. “Um…” desah Angga di sela ciuman itu. “Aku cuci tangan dulu, Sayang,” bisiknya sambil mencium leher Shasha. “Buruan, aku nggak mau nunggu kayak tadi,” ucap Shasha sambil tersenyum menggoda. “Tiga menit!” sahut Angga tergesa-gesa sambil membuka pakaiannya. Sebuah benda logam jatuh ke lantai dan beradu dengan suara pelan. “Ih, Sayang, hati-hati dong. Untung pisaunya masih dilipat,” ucap Shasha pelan, mengambilnya dengan dua jari, ragu menyentuhnya terlalu lama. “Aku nggak sabar,” ucap Angga dari dalam kamar mandi, terdengar membasuh wajah dan tangannya. Shasha berdiri di depan pintu kamar mandi, menatapnya dengan cemas. “Tapi kamu nggak kenapa-kenapa, kan, Sayang?” tanyanya lembut. Angga menatapnya dari balik pintu kaca, senyum lelah tapi hangat tersunggi
Last Updated : 2025-10-24 Read more