All Chapters of Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam: Chapter 331 - Chapter 340

“Ya! Terus seperti itu! Bunuh mereka!” Amory melihat pertunjukan yang terjadi di bawah sana dengan hati riang gembira. Dia terus berteriak bersemangat, sampai Abel mengingatkannya untuk tidak berteriak terlalu keras. Khawatir jika ada ada yang mendengar. Untung saja Bree lebih ‘beradab’ meski sebenarnya juga ingin berteriak saat melihat bagaimana Rad menerjang maju bersama Mir, menebus pertahanan musuhnya. Terlihat sangat memuaskan. Dan Bree juga nyaris tidak bisa menahan diri, saat melihat bagaimana rencana Rad berjalan sangat lancar. Semua tahapan rencana yang ingin dilakukan Rad berjalan mulus, dan saat melihat dari atas seperti ini, Bree mengerti kenapa Rad begitu percaya diri dengan rencananya. Perbedaan jumlah pasukan itu terlihat nyaris tidak berguna, karena Rad mengatur waktu penyerangan, dan juga posisi dengan sangat tepat. Posisi yang kini membuat pasukan musuh terlihat berpencar tak beraturan lagi. Kerumunan yang terpancar itu mengingatkan Bree akan kumpulan semut y

“Tidak perlu. Kau keluar saja bantu yang lain. Ada istriku yang akan merawat lukaku.” Rad mengusir dengan sopan, perawat yang mengikutinya sampai ke dalam tenda. Bree yang sudah ada duduk di dalam tenda, bergegas bangkit. “Ya, aku saja yang merawat. Tidak masalah.” Bree meminta kain dan juga air hangat yang dibawa oleh perawat itu. Perawat itu mengangguk, terlihat lega, karena dia masih harus merawat banyak orang. Berkurang satu saja sudah lumayan.Rad melangkah masuk ke dalam tenda, mengikuti Bree. Pasukan yang datang dari Paris, telah membongkar perlengkapan dan mendirikan satu tenda untuk Rad beristirahat. Awalnya Rad merasa tidak perlu, tapi kini dia berterima kasih. Rad tidak ingin ada di tempat terbuka, saat membuka baju zirahnya. Dia menderita terlalu banyak luka, dan orang akan curiga jika luka itu terlihat terlalu cepat sembuh. Di dalam tenda, Rad bisa membuka baju itu dengan lebih bebas. Bree berdiri dan membantu Rad melepaskan baju zirah itu. “Bagaimana keadaan di lu

“Ciel, kau yakin hari ini kita akan berhasil?” tanya Paulo. Pria yang kembali dipanggil Ciel itu tersenyum. “Tentu saja, saya sudah mengatakan jika pasukan yang saya bawa tidak akan terkalahkan. Dan benar bukan?” “Tapi mereka takut dan mundur saat melihat pasukan dari Paris.” Paulo tak akan lupa bagaimana mereka berlari cepat saat Paris muncul. “Tidak akan terjadi seperti itu jika pasukan Anda bisa tetap bertarung saat malam, tapi karena tidak bisa, tentu saja mereka harus mundur. Mereka hebat, tapi mustahil menghadapi menghadapi ribuan orang yang tiba-tiba datang tanpa bantuan pasukan Anda.” Paulo tidak bisa membantah itu. Dan benar, dia sudah melihat kehebatan pasukan yang dibawa oleh pria bernama Ciel itu. Hanya sedikit kecewa karena mereka mundur saat melihat Paris datang. “Sekarang Anda tidak perlu khawatir soal kemenangan. Apa yang Anda lakukan sudah sangat hebat. Yakinlah jika hari ini semua akan berjalan lebih baik. Lakukan saja seperti kemarin, maka semua akan beres. Anda

Rad menatap ke bawah. Mengamati lembah yang tadi sepi, tapi kini tidak lagi. Ribuan orang berbaris di bawah lembah itu, melintasi celah yang seperti biasa. Pasukan Roma memulai serangannya seperti kemarin. Sama seperti kemarin. Hanya yang menanti mereka, tentu tidak sama. Rad memastikan celah itu dipenuhi oleh barisan pasukan, lalu dia mengangkat tangan, sebagai isyarat untuk bersiap. Amory dan juga empat vampir lainnya yang telah bersiap, maju mendekati lima bongkahan batu gunung yang sangat besar yang telah dipersiapkan di bibir puncak bukit curam itu. Tadi malam, Rad bersama dengan Abel, bersusah-payah mencari batu yang cukup besar untuk digulirkan ke bawah. Pekerjaan yang sulit, tapi Rad dan Abel berhasil menemukan lima batu yang cukup besar, mendorongnya sampai ke tepi celah. Mengatur agar batuan itu tampak normal, tapi dengan sekali dorong, akan bergulir. Semua kesulitan Rad akan terbayar sebentar lagi Rad memandang semua vampire yang ada di belakang batu yang masih tert

Prajurit manusia memandang dengan takjub saat Rad dan Amory berlari menuju tenda yang ada di belakang mereka. Mereka sejak tadi merasa aneh karena harus bersiaga di antara pepohonan, sementara tidak bisa melihat dengan jelas apapun yang terjadi di depan sana. Pastinya mereka merasa aneh, saat tiba-tiba muncul Amory yang berlari cepat bersama Rad. Beberapa dari mereka jelas merasa bermimpi, dan merasa kegelapan telah menipu mereka. Dan belum sempat mereka memproses apa yang terjadi dengan benar, Amory dan Rad telah menghilang lagi di area berdirinya tenda "ABEL!" Amory memekik menghampiri Abel yang tergeletak di depan tenda, tidak bergerak. Amory mengguncang tubuh Abel dan menepuk pipinya kebingungan, terutama karena melihat luka menganga di tangan dan lehernya. Namun, Rad jelas tidak peduli dengan hal itu. “Dimana Bree? Di mana dia?!” Rad berseru panik, sementara berkeliling mencari ke dalam tenda. Meski sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan. Tenda itu sederhana, tak ada t