All Chapters of Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan: Chapter 111 - Chapter 120

Nikki menanggapi Bulan dengan nada kesal, "Dia itu bukan anak umur tiga tahun, masa nggak bisa oles obat sendiri?"Telepon dengan Yuni belum ditutup, sehingga sahabatnya langsung bertanya penasaran, "Lho, kenapa mata Pak Ralph?""Eh ... nggak apa-apa, cuma sedikit kecelakaan. Yuni, maaf ya, aku tutup dulu, nanti kita lanjut ngobrol lagi."Tidak ingin terlalu lama mendengar nasihat sahabatnya, dia pun memanfaatkan kesempatan untuk mengakhiri panggilan, lalu menarik napas panjang.Bulan masih berdiri di dekatnya dan mengamati sejenak, lalu berkata dengan lembut, "Tuan Ralph dari tadi mengeluh sakit. Lebih baik Nyonya lihat sebentar. Bagaimanapun juga, luka di mata itu nggak bisa disepelekan."Awalnya Nikki tidak ingin menanggapi, tapi kata-kata Yuni tadi masih terngiang. Jovan sedang dalam posisi sulit dan kalau Ralph mau sedikit saja membantu .... Demi sahabatnya, dia harus kembali merendahkan hati dan meminta tolong."Baiklah, aku lihat sebentar."Di kamar utama, dia menemukan Ralph te

Nikki malas bertele-tele. Dia pun langsung bertanya blak-blakan, "Ralph, soal Pak Jevon mau dicabut keanggotaannya dari asosiasi, itu ulahmu, 'kan?"Ralph yang selalu berani bertindak dan mengakui, berbalik lalu berjalan mendekatinya, sambil bertanya datar, "Secepat itu mereka sudah datang minta tolong padamu?""Kamu nggak merasa itu keterlaluan? Urusan kita berdua, kenapa menyeret orang yang nggak ada hubungannya?" Nikki menatapnya dengan marah dan tangan terkepal."Dia nggak sepenuhnya nggak bersalah. Surat cerai yang kamu pegang itu, pasti ada campur tangannya."Nikki sempat tertegun sebelum menjawab, "Terus kenapa? Memberi konsultasi hukum memang pekerjaannya.""Tapi pekerjaannya itu mengusik kepentinganku. Menurutmu, aku harus diam saja atau membalas?""Kamu ... kamu benar-benar licik!"Nikki marah besar dan siap menghabisinya kapan saja. Bahkan Ralph sendiri juga merasa dirinya agak aneh. Seolah-olah, dia senang sekali melihat Nikki marah-marah. Rasanya benar-benar menarik, membu

Kalau dia dan Shireen memang bersih, lalu kenapa selama dua tahun terakhir dia sama sekali tidak tertarik Nikki, tapi sekarang tiba-tiba malah tergila-gila? Perubahan sikap yang aneh ini kebetulan terjadi di sekitar waktu Shireen hamil, sulit untuk tidak membuat orang berpikir macam-macam.Nikki sangat mudah malu, jadi dia tidak bisa mengucapkan kata-kata yang terlalu blak-blakan. Akan tetapi, sebagai pria dewasa yang matang dan berpengalaman, Ralph tentu paham maksudnya. "Kamu mau bilang, kenapa dulu aku nggak tidur denganmu, tapi sekarang tiap hari ingin tidur denganmu?"Pipi Nikki memerah dan dia tidak bisa membalas ucapan Ralph. Bahkan perkataan seperti ini saja bisa diucapkan Ralph dengan seterus terang ini, benar-benar tak tahu malu!Ralph tersenyum, lalu berbalik menghadapnya dan berkata dengan santai, "Waktu menikah, kita berdua belum terlalu akrab dan saat itu sudah sepakat cuma jadi pasangan suami istri kontrak. Setiap kali melihatku, kamu selalu menghindar sebisa mungkin ...

Yuni begitu gembira saat tahu Ralph akan makan bersama keluarga mereka."Nikki, makan kali ini nggak boleh kamu yang traktir, harus kami yang traktir. Pak Ralph sudah mau memberi kehormatan seperti ini saja sudah sangat bagus, serius!" Suara Yuni di telepon terdengar bersemangat sekaligus sungkan.Nikki mengernyit tipis. "Yuni ... awal mula kesalahpahaman ini 'kan karena aku. Yang membuat kalian rugi juga Ralph. Secara logika, sudah seharusnya kami yang menjamu kalian untuk minta maaf.""Nggak, nggak, kamu nggak mengerti. Pokoknya makan kali ini harus kami yang traktir. Nanti kalau restorannya sudah kupesan, akan kukirim lokasinya kepadamu."Takut sahabatnya akan terus menolak, Yuni cepat-cepat menutup telepon. Tak lama kemudian, dia mengirim alamat restoran lewat WhatsApp, mengatakan bahwa tempatnya sudah dipesan.Akhirnya, mau tak mau, mereka harus membiarkan Yuni dan suaminya menjamu.Meskipun hari itu akhir pekan, Ralph tetap sibuk. Pagi-pagi dia pergi ke kantor untuk mengurus bebe

Shireen sedang mencoba gaun adibusana model terbaru dari sebuah merek ternama. Dia masih berada di awal masa kehamilan, tubuhnya sama sekali belum terlihat gemuk, bahkan tampak lebih ramping sedikit.Gaun bulu edisi terbatas yang harganya selangit itu membalut tubuhnya dengan sempurna, membuatnya benar-benar seperti peri yang anggun. Harus diakui, dia memang sangat cocok dengan gaya bersih dan luwes seperti itu.Sementara itu, Nikki tidak begitu cocok. Bukan karena Nikki kalah cantik, tetapi karena tubuhnya terlalu berisi. Bagian dada gaun seperti ini jelas tidak akan bisa menutupinya dengan pas."Kak Ralph? Kok kamu di sini?" Begitu menatap ke arah Ralph, Shireen sempat terkejut, lalu mengangkat sedikit gaunnya dan berputar ringan."Lihat deh. Menurutmu aku cocok nggak pakai gaun ini? Mereka semua bilang aku cantiknya kayak bidadari." Seperti bertahun-tahun yang lalu, dia sama sekali tidak merasa perlu sungkan. Dia masih menunggu pujian dari Ralph, seolah-olah lupa bahwa hubungan mere