All Chapters of Suamiku ternyata seorang Intel: Chapter 11 - Chapter 20

Di dalam perjalanan pulang, Vita hanya diam sambil memandang jalanan. Entah mengapa firasatnya mengatakan kalau laki-laki asing tadi memanglah Arga. Namun ia juga bertanya-tanya mengapa suaminya berpakaian tak seperti biasanya?"Bang, menurutmu wajar ngga sih kalau Mas Arga dinas di luar kota tapi ngga boleh pegang hp sama sekali?" tanya Vita kepada Desta yang sedang fokus menyetir.Desta mengerutkan keningnya. "Kenapa kamu nanya gitu?" tanya balik Desta."Ya ngga papa sih, cuma aneh aja," balas Vita.Desta menghela napas pendek. "Jangan karena tadi kamu liat orang yang mirip suamimu di jalanan, terus kamu jadi curiga sama dia," saran Desta yang langsung membuat tubuh Vita membeku."Aku ngga curiga sama Mas Arga, aku cuma nanya pendapatnya abang," ucap Vita tidak mau mengaku kalau ia merasa ada yang janggal dengan suaminya. "Gini, lebih baik kamu tanya langsung aja sama Arga kalau dia udah pulang. Abang ngga mau ikut campur sama urusan rumah tangga kalian, kecuali dia KDRT," jelas De

"Coba kamu ingat-ingat lagi, kapan terakhir kali kamu pegang HP?" tanya Desta sambil menatap Vita yang terlihat gelisah.Vita memijat pelipisnya, mencoba mengumpulkan serpihan ingatan. Wajahnya menegang, seperti sedang menonton ulang adegan-adegan samar di dalam pikirannya."Aku inget...waktu itu aku lagi cek status WhatsAppnya Arga. Habis itu kan pintu rumah diketuk," gumamnya pelan. "Itu dia!" serunya tiba-tiba, membuat Desta refleks menepuk dadanya sendiri karena terkejut."Di mana?" tanya Desta, kini ikut tegang."Terakhir kali aku pegang HP sebelum aku kecelakaan," jelas Vita, nadanya cepat dan panik. "Aku lagi makan seblak di meja ini sambil main HP. Terus ada yang ngetuk pintu. HP-nya aku tinggal di sini," jelasnya sambil menunjuk ke arah meja makan."Terus setelah itu?" pancing Desta, berusaha menuntun Vita mengingat lebih jauh."Setelah itu... aku jalan ke depan, buka pintu buat lihat siapa yang datang," katanya sambil memandang kosong ke arah pintu."Terus?" desak Desta lag

“Kamu kenapa sih sama suamimu cuek kayak gitu? Padahal di rumah tadi keliatan seneng banget Arga bakal pulang,” tanya Desta setelah mobil mereka meninggalkan area kantor polisi. Vita menggelengkan kepalanya, ia juga tidak tahu kenapa saat bertemu Arga ia justru bersikap seperti itu. “Aku juga ngga tahu,” jawabnya pelan.Desta menghela napas mendengar jawaban adiknya. Ia memilih untuk diam dan fokus pada jalanan di depannya.Vita menatap jalanan yang tampak penuh oleh kendaraan. Tiba-tiba ingatannya kembali berputar saat ia melihat laki-laki dengan pakaian lusuh yang mirip dengan suaminya. Saat itu ia begitu yakin kalau laki-laki itu adalah Arga.Dan sekarang, Vita juga kembali melihat suaminya memakai pakaian yang tidak seperti biasanya. Apakah keduanya hanya kebetulan? Vita juga masih bertanya-tanya.Vita menoleh ke arah kakaknya. “Bang,” panggilnya.“Hm, kenapa?” tanya Desta tanpa menoleh.“Menurut abang Mas Arga ada yang aneh ga si?” tanya Vita menatap kakaknya yang sedang fokus

“Bang Desta kemana? Kok ngga keliatan?” tanya Vita saat mengedarkqn pandangannya ke sekeliling, namun tak mendapati keberadaan kakaknya di dalam rumah.“Bang Desta udah pulang, katanya ada urusan pekerjaan,” jawab Arga. Ia kemudian menarik kursi dan mempersilahkan Vita untuk duduk. Selanjutnya bergantian ia yang duduk di hadapan istrinya.Vita memandang ke arah makanan yang berjejer di atas meja makan. Tatapannya kemudian berhenti di sebuah makanan dengan wadah bundar yang masih mengepulkan uap panas. “Ih… Kamu beli dimsum?” tanya Vita dengan mata berbinar.Arga menggangguk sambil tersenyum. “Iya, silahkan dimakan,” balasnya.Tanpa menunggu perintah dari suaminya pun, Vita sudah langsung menyantap makanan kesukaannya itu.Sementara itu Arga hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya yang masih kekanak-kanakan.“Enak banget! Kamu beli dimsum ini di tempat biasa?” tanya Vita sambil terus mengunyah.Arga mengangguk. “Iya,” jawabnya singkat. Ia kemudian mengeluarkan kotak b

Sudah hampir satu minggu semenjak mengunjungi rumah yang akan ditempati, hari ini adalah hari dimana Vita harus memutuskan pilihannya."Jadi diantara ketiga perumahan ini, kamu pilih yang mana?" tanya Arga sambil memberikan tiga brosur yang berbeda-beda.Vita menerima brosur itu sambil melihat-lihat isinya sebentar. Ia lalu menatap wajah Arga yang duduk di depannya."Aku bingung," ucapnya. "Bingung kenapa?" tanya Arga sambil mengernyitkan keningnya.Vita diam sejenak untuk memikirkan alasan yang tepat. "Ketiga perumahan ini kan semuanya jauh dari kantor Mas Arga. Emangnya Mas Arga udah siap kalau berangkat kerjanya lebih pagi?" tanya Vita.Arga tampak berpikir sejenak. Ia mengambil brosur dari tangan Vita lalu membacanya sebentar. Ia lalu menatap wajah istrinya yang tampak cemas itu."Mas ngga papa kok kalau harus berangkat lebih pagi dan ada di jalan lebih lama, yang penting kamu aman di rumah, jadi mas juga bisa tenang," balasnya sambil tersenyum.Vita mencebikkan bibirnya. Tapi a