“Setelah lama tidak bertemu, kamu memanggil saya hanya dengan nama?” Bima menatap Arga sambil menautkan alis. “Kamu lupa kalau perbedaan usia kita hampir dua puluh tahun?” lanjutnya tajam.Arga menatapnya dingin. “Tidak ada satu alasan pun bagi saya untuk bersikap sopan kepada Anda,” balasnya tajam. Keduanya saling bertatapan selama beberapa saat hingga membuat ruangan terpenuhi oleh hawa dingin.“Mas Arga,” suara lirih memecah ketegangan di antara mereka. Arga segera menoleh. Begitu melihat Vita terbaring lemah di ranjang, ia refleks mendekati istrinya. Beberapa orang berseragam cokelat yang semula duduk di hadapan Vita langsung berdiri dan memberi ruang.“Sakit ya?” tanya Arga pelan, matanya menatap dahi Vita yang dibalut perban putih.Vita menggeleng, mencoba tersenyum meski wajahnya tampak pucat. “Enggak kok, sekarang udah mendingan,” jawabnya lembut.Arga mengusap rambut istrinya perlahan, seolah memastikan bahwa perempuan itu benar-benar baik-baik saja. Setelah beberapa detik,
Last Updated : 2025-10-29 Read more