Semua Bab Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik: Bab 101 - Bab 110

Setelah meninggalkan Adeline, Kaivan langsung melaju menuju bar. Ketika Levi dan Zaid memasuki ruang privat, Kaivan sudah menghabiskan setengah botol konyak. Melihatnya langsung menghabiskan segelas penuh alkohol, Zaid segera melangkah maju dan menyambar gelas itu dari tangannya."Lambungmu pada dasarnya lemah, tapi kamu masih minum seperti ini. Kamu mau bunuh diri?"Kaivan menatapnya dengan dingin. "Kembalikan.""Apa yang terjadi? Jangan bilang kamu minum-minum seperti ini karena Adeline."Mendengar nama "Adeline", aura Kaivan tiba-tiba menjadi dingin. Dia memasang tampang cemberut dan tetap diam. Dia juga tidak lagi meminta Zaid untuk mengembalikan gelasnya. Sebaliknya, dia mengambil botol alkohol dari meja dan langsung meminumnya.Dinilai dari reaksi Kaivan, Levi dan Zaid mana mungkin tidak tahu apa yang terjadi.Levi duduk di seberang Kaivan. Dia menatap Kaivan sambil mengangkat alis dan bertanya, "Kai, sekarang kamu tahu Adeline benar-benar mau putus denganmu?"Kaivan melempar bo

Melihat bahwa Lesya jelas-jelas menghindari matanya, tatapan Kaivan menjadi gelap. "Ada yang kamu sembunyikan dariku?""Nggak .... Pak Kaivan, apa kamu minum alkohol malam ini? Aku akan buatkan sup pereda mabuk untukmu."Lesya bangkit dan berjalan menuju dapur. Namun, baru berjalan beberapa langkah, Kaivan sudah menghentikannya."Lesya, sebaiknya kamu memang nggak berbohong padaku."Lesya memucat dan memaksakan seulas senyum. "Pak Kaivan, aku benar-benar nggak berbohong."Kaivan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia berjalan melewati Lesya dan duduk di sofa. Melihat Kaivan tidak mendesak, Lesya bergegas menuju dapur.Kaivan menatap punggung Lesya. Kata-kata perpisahan tidak berhenti berputar di benaknya, tetapi dia pada akhirnya tidak mengucapkannya. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berdiri dan berjalan menuju pintu. "Masih ada urusan di kantor, aku pergi dulu. Aku akan temui kamu lain kali."Lesya segera berbalik dan hanya melihat Kaivan menghilang di balik pintu.Keesokan paginya, Ad

[ Petra: Mobilmu akan selesai diperbaiki hari ini. Aku akan mengantarkannya ke rumahmu malam nanti. ]Setelah membaca pesan itu, mata Adeline dipenuhi keterkejutan. Dia segera membalas. [ Nggak usah. Sebaiknya aku sendiri yang pergi mengambilnya. Kirimkan saja alamatnya. ]Petra menjawab dengan cepat.[ Petra: Bengkelnya jauh. Sebaiknya aku yang mengantarkannya kepadamu. ] [ Adeline: Nggak masalah. Kebetulan aku punya banyak waktu sekarang. ]Tak lama kemudian, Petra mengirimkan sebuah alamat. Adeline mengklik alamat itu dan melihat bahwa mobilnya sedang berada di bengkel kota sebelah yang lebih dari 100 kilometer jauhnya. Untuk sampai ke sana, dia harus naik kereta api. Perjalanan pulang pergi paling tidak akan memakan waktu setengah hari.Adeline tiba-tiba menyadari bahwa terkadang, bersikap terlalu memaksakan diri bukanlah hal yang baik. Tepat ketika dia hendak membuka aplikasi untuk membeli tiket kereta api, pesan Petra masuk lagi.[ Petra: Kebetulan, mobil temanku juga lagi dipe

Kata-kata Ichsan merupakan pengingat sekaligus peringatan. Tanpa melirik Bella, dia berbalik dan pergi.Bella menggigit bibir dan memperhatikan kepergian Ichsan. Dia merasa sangat lega, juga bersyukur telah setuju untuk bekerja dengan Lesya sebelumnya. Jika tidak, dia tidak akan tahu harus berbuat apa sekarang. Dengan terselesaikannya masalah ini, beban di hatinya tiba-tiba terangkat. Suasana hatinya pun membaik.Memikirkan apa yang terjadi di restoran sebelumnya, ketika Adeline jelas-jelas melihatnya tetapi sengaja mengabaikannya, mata Bella berkilat dengan ketidakpuasan. Berhubung Adeline membuatnya merasa tidak nyaman, dia juga tidak akan membiarkan Adeline merasa nyaman!Bella mengeluarkan ponselnya dan menelepon sebuah nomor. Dia memberi perintah dengan angkuh, "Aku kasih kamu uang sebanyak itu bukan cuma untuk posting hal nggak berguna di internet. Aku akan beri kamu tiga hari untuk hancurkan reputasi Adeline!"Setelah menutup telepon, Bella melirik kembali ke restoran dan sebuah

"Kamu yakin dia akan berhenti mengganggumu?"Berhubung Bella tidak berhenti mengganggu Ichsan hanya karena cinta satu malam dan bahkan ingin menikahi Ichsan, Petra tidak percaya bahwa Bella akan benar-benar menepati janjinya dan berhenti mengganggu Ichsan setelahnya.Setelah mendengar pertanyaan Petra, mata Ichsan menjadi dingin. "Kalau dia lanjut menggangguku, aku punya banyak cara untuk menghadapinya."Petra menunduk dan menghabiskan tehnya."Cuma sekali ini. Kalau dia ganggu Adeline lagi, aku nggak akan ampuni dia.""Jangan khawatir. Kalau dia lanjut membuat onar, itu bukan urusanku lagi. Aku nggak akan ikut campur."Petra tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia meletakkan cangkir tehnya dan pergi.Di sisi lain, Adeline yang baru saja tiba di rumah langsung menerima telepon dari Carissa. "Adel, orang yang posting postingan itu sudah sebarkan foto dan alamatmu. Kamu lagi ada di rumah sekarang? Sebaiknya kamu cari hotel dulu. Aku khawatir kamu dalam bahaya."Begitu mendengarnya, ekspresi