All Chapters of Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik: Chapter 111 - Chapter 120

Selain itu, dulu Shinta pernah mengeluh kepada Anita bahwa Adeline tidak berpendidikan dan terus-menerus menimbulkan masalah dengan sekelompok berandalan. Namun, ketika hasil ujian masuk perguruan tinggi keluar, Amanda yang seharusnya adalah murid teladan di mulut Shinta hanya mendapat nilai yang cukup untuk masuk ke universitas biasa. Sementara itu, nilai Adeline menduduki di peringkat 50 besar seprovinsi, tetapi malah langsung disembunyikan. Shinta bukan hanya tidak menyadari sikapnya yang pilih kasih, tetapi juga bersikeras mengatakan bahwa Amanda hanya tampil kurang baik, sedangkan Adeline hanya beruntung. Anita pun mempermalukan Shinta di depan semua orang dan bertanya kenapa Amanda tidak seberuntung itu. Keduanya berpisah dengan tidak senang dan Shinta jarang mengunjunginya lagi setelah insiden itu.Saat mengisi formulir pendaftaran kuliah, tak satu pun dari Delon, Shinta, maupun Christian yang membantu Adeline memikirkannya. Sebaliknya, mereka malah mengajak Amanda pergi berl

Meskipun lumayan tertarik pada wajah Petra, Adeline juga belum berpikiran untuk bersamanya.Anita memakan sesuap buburnya, lalu berkata dengan tenang, "Kamu nggak tertarik, tapi masih punya beberapa sepupu yang jomlo. Nanti, aku bisa perkenalkan mereka kepada Dokter Petra. Mungkin saja salah satu dari mereka akan menarik perhatiannya."Adeline tidak menyahut.Melihat Adeline tidak menjawab, Anita juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia menikmati buburnya dengan santai. Ternyata, memang berbeda kalau dijaga cucu sendiri. Bubur itu hampir sama lezatnya dengan bubur buatan koki di luar sana.Setelah menghabiskan buburnya, Anita hendak beristirahat sebentar. Namun, pintu kamarnya tiba-tiba dibuka dari luar.Shinta dan Delon masuk ke kamar sambil membawa suplemen. Melihat Adeline, kening Shinta berkerut dan kilatan jijik terpancar di matanya."Kenapa kamu ada di sini?"Ketika teringat apa yang dikatakan Adeline kepadanya di lantai bawah firma hukum hari itu, Shinta tak kuasa menahan amarahn

Anita mencibir, "Jadi, untuk lindungi putri angkatmu, kamu menindas putri kandungmu? Shinta, Adeline nggak bersalah padamu dan Delon. Kalian yang bersalah padanya!"Melihat kemarahan Anita, Delon segera angkat bicara, "Ibu, jangan marah. Kami pasti akan bawa Adeline kembali ke Kediaman Keluarga Thomas, juga mengakui statusnya. Akhir-akhir ini, aku memang lagi bicarakan hal ini dengan Shinta.""Setelah bahas sekian lama, kulihat kalian juga masih belum capai kesimpulan apa pun. Tapi, kalian malah begitu perhatian sama keadaan Amanda. Dia cuma kembali dari luar negeri dan kalian langsung mau adakan pesta untuknya, bahkan ingin mengadakannya di Vila Harmoni. Jangan lupa, kamu bahkan nggak berhak melangsungkan pernikahanmu di sana."Kata-kata Anita ini memang kasar. Ditambah lagi, Amanda adalah buah hati Shinta. Shinta pun langsung murka."Ibu, apa maksudmu? Di mataku, Amanda itu putri kandungku. Dia pantas mendapatkan segalanya! Hari ini, kami datang cuma untuk bicarakan hal ini denganmu.

Kaivan mendongak untuk menatap Adeline dan melihat ekspresinya yang tidak sabar. Hatinya langsung tenggelam. Dia mengulurkan tangan untuk mengambil cangkir teh itu, lalu menatap Adeline sambil berkata, "Terima kasih."Adeline tidak menyahut, hanya duduk di hadapannya dengan ekspresi datar.Kaivan menahan emosinya dan menatap Anita sambil berujar, "Nek, dengar-dengar, Nenek suka minum sarang burung walet. Temanku akan segera pulang dari luar negeri. Aku sudah minta dia untuk bawakan dua kotak sarang burung walet. Begitu sampai, aku akan mengantarkannya ke Nenek secara pribadi."Anita menghela napas dan menyahut, "Kamu perhatian sekali.""Nenek Adeline itu ya nenekku juga. Sudah seharusnya junior menghormati senior."Sambil berbicara, Kaivan melirik Adeline. Melihat ekspresi Adeline yang dingin, seolah-olah tidak mendengar ucapannya sama sekali, cengkeramannya pada cangkir teh tanpa sadar mengencang.Kaivan mengira Adeline setidaknya akan bersikap baik padanya di depan Anita. Sekarang, d

"Nek, aku nggak suka sama status kosong itu," ucap Adeline.Apa gunanya pestanya diadakan dengan meriah? Itu tetap tidak mengubah fakta bahwa anggota Keluarga Thomas tidak menyukainya. Dulu, Adeline ingin berbaur dengan Keluarga Thomas. Jadi, dia memaksakan diri untuk menyenangkan semua orang. Sekarang, dia tidak peduli lagi dengan orang-orang itu dan tidak ingin mengorbankan diri demi keharmonisan. "Kamu boleh nggak suka, tapi harus ada. Aku mau semua orang tahu kamu itu putri Keluarga Thomas."Adeline masih ingin membujuk Anita lagi, tetapi Anita tahu apa yang dipikirkannya dan berbalik. "Aku ngantuk, mau tidur siang."Melihat Anita tidak mau berubah pikiran, Adeline menggeleng pasrah dan berdiri sambil berkata, "Aku akan pergi ke dapur untuk siapkan makan siang."Saat Adeline sampai di pintu dapur, terdengar suara Anita dari belakang berkata, "Aku mau makan tahu saus pedas."Nenek moyang Anita berasal dari provinsi Sicuar yang menyukai makanan pedas. Tahu saus pedas adalah makanan