Semua Bab Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik: Bab 141 - Bab 150

Dalam beberapa tahun terakhir, reputasi Keluarga Thomas memang sudah menurun. Akan tetapi, itu tidak berarti sebuah keluarga kecil dapat menyombongkan diri di depan mereka.Senyum Andy langsung memudar. "Nyonya Anita, aku tahu kamu masih marah karena tindakan bodoh Bella. Kalau itu aku, aku juga akan marah. Waktu teringat dia suruh orang untuk jelek-jelekkan Bu Adeline di internet hanya karena konflik kecil, aku juga merasa sangat bersalah terhadap Adeline. Aku yang nggak mendidiknya dengan baik."Ketika mengucapkan kata-kata itu, Andy terlihat tulus dan benar-benar menyesal. "Pak Andy, tindakan Nona Bella nggak bisa diabaikan dengan begitu saja. Kamu juga nggak perlu mengujiku lagi. Aku akan dukung keputusan cucuku. Sebaiknya kamu pulang saja."Wajah Andy perlahan-lahan menjadi menjadi muram. Hatinya dipenuhi amarah, tetapi dia tidak berani melampiaskannya pada Anita maupun Adeline. Bagaimanapun juga, perusahaannya sudah berada di ambang kebangkrutan dan masalah sepele juga bisa meng

Adeline tertegun sejenak, lalu tanpa sadar menatap Petra. "Ada hal yang begitu kebetulan?" Melihat keterkejutannya, Petra pun tersenyum dan menjawab, "Aku juga nggak nyangka ada hal yang begitu kebetulan. Tapi, itu juga tergantung apa kamu suka sama apartemen itu atau nggak."Adeline mengangguk. "Oke. Kalau begitu, repotin kamu ya.""Emm."Keduanya berpisah di tempat parkir. Setelah masuk ke mobil, Petra mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sebuah nomor."Kamu punya apartemen di Graha Makmur, 'kan?"Terdengar suara jernih seorang pria dari ujung telepon. "Iya, ada apa?""Bantu aku."...Di sisi lain, Adeline berkendara menuju kompleks apartemen yang direkomendasikan agen itu. Agen itu sudah menunggunya di depan gerbang. Setelah keluar dari mobil, dia segera berjalan menghampiri agen tersebut.Setelah melihat kedua apartemen itu, Adeline merasa keduanya sangat berbeda dari foto-foto dilihatnya di internet. Apartemen-apartemen itu terlihat jauh lebih tua daripada di foto dan kondisi k

"Oke. Petra, apa kamu senggang malam ini?"Mata Adeline yang tersenyum terlihat bagaikan mata air yang jernih, begitu indah dan jernih. Setelah menatapnya beberapa detik, Petra mengalihkan pandangannya dengan agak canggung."Aku ada operasi malam ini. Malam ini seharusnya nggak bisa."Adeline yang tidak menyadari keanehan Petra lanjut bertanya, "Gimana dengan besok malam?""Aku nggak punya rencana besok malam."Adeline tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, besok malam saja. Kalau kamu tiba-tiba sibuk, kita bisa ganti waktu.""Oke."Setelah kembali ke kamar rawat inap, Anita melihat Adeline tersenyum dan jelas sedang dalam suasana hati yang baik. Sekilas keterkejutan melintasi matanya."Adel, kenapa suasana hatimu begitu baik hari ini?"Adeline menatap Anita dan menjawab, "Aku sudah sewa apartemen yang baru dan bisa pindah di akhir bulan. Aku sangat suka interiornya.""Cuma itu saja bisa buat kamu segembira ini?""Tentu saja. Aku buatkan sarapan dulu."Adeline menyenandungkan lagu sambi

Dibandingkan dituntut oleh Adeline, memosting permintaan maaf ke internet adalah hukuman yang termasuk sangat ringan. Namun, ketika membayangkan postingannya akan dilihat oleh semua orang yang dikenalnya, Bella merasa malu."Aku mengerti.""Kalau sudah mengerti, cepat tulis pernyataannya sekarang juga. Kamu tahu betapa besar kerepotan yang sudah kamu timbulkan untukku kali ini? Kuperingatkan kamu, sebaiknya kamu berdiam di rumah selama beberapa hari ke depan Kalau kamu menyinggung Adeline lagi, aku akan blokir semua kartumu!"Ancaman ini terbukti efektif terhadap Bella."Jangan khawatir, aku pasti akan menghindari Adeline mulai sekarang.""Sebaiknya kamu tepati janjimu."Malam itu, ketika sedang makan malam bersama Anita, Adeline melihat permintaan maaf yang diposting Bella ke internet. Pernyataan itu berisi seluruh proses dia menyuruh Jenny untuk menjelek-jelekkan Adeline. Dia bahkan menyertakan buktinya.Pernyataan tersebut langsung menjadi viral begitu dipublikasikan. Orang yang seb

"Lagian, kalau kita adakan dua pesta secara terpisah di hari yang sama, orang-orang pasti akan mengira Amanda dan Adeline berselisih. Nanti, entah bakal ada berapa banyak orang yang akan bergosip tentang mereka," tambah Shinta.Anita menatapnya, lalu menyindir, "Hanya demi seorang putri angkat, kamu benar-benar sudah repot sekali untuk rencanakan semuanya untuknya."Mendengar kata "putri angkat," senyum Shinta langsung membeku."Ibu, bisakah nggak kamu berhenti menyebutnya putri angkat? Di hatiku, Amanda itu putri kandungku!"Mengenai Adeline, selain tidak patuh dan hanya bisa mempermalukannya, Adeline sama sekali tidak berguna bagi Shinta."Kamu boleh anggap dia putri kandungmu, tapi aku nggak akan menganggapnya cucu kandungku. Nggak semua orang sebuta kamu."Putri angkat tetap hanyalah putri angkat. Bisa tumbuh besar dalam kemewahan di Keluarga Thomas sudah merupakan berkahnya. Jika dia masih menginginkan lebih, itu namanya serakah. Hanya Shinta seorang juga yang tidak dapat melihat