"Selamat malam, Yang," Maya berbisik, mencium pipi Irwan ringan."Malam," jawab Irwan, suaranya tidak menunjukkan kekecewaan meski Maya tahu pasti itu ada.Dalam kegelapan, keduanya berbaring dengan pikiran masing-masing Maya dengan kekhawatiran tentang perasaan barunya, Irwan dengan pikiran tentang video di ponselnya dan hasrat aneh yang kini dia rasakan. Di antara mereka, bantal dan selimut menjadi perbatasan tak terlihat yang memisahkan dunia baru mereka.Sementara itu, di kamar belakang, Pak Karyo duduk di tepi tempat tidur sederhananya, menatap foto keluarganya -istri muda dan anak kecilnya di desa. Jari-jarinya mengusap foto itu dengan lembut, tapi pikirannya jauh, kembali ke kemarin, ke daster bunga yang dikenakan Maya, ke panggilan "Mas Karyo" yang membuat darahnya berdesir, dan ke intimasi yang jauh melampaui sekadar aktivitas fisik."Kudu mulih," (Harus pulang) bisiknya pada diri sendiri dalam bahasa Jawa. "Mulih, lan lali kabeh iki" (Pu
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-09-25 อ่านเพิ่มเติม